Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPR Minta BIN dan TNI Ikut Antisipasi Gangguan Keamanan

Kompas.com - 12/02/2018, 20:40 WIB
Ihsanuddin,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta Badan Intelijen Negara (BIN) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ikut mengantisipasi peningkatan potensi ancaman gangguan ketertiban dan keamanan.

Permintaan itu terkait dengan potensi gangguan keamanan menyusul maraknya kasus penyerangan terhadap para pemuka agama belakangan ini.

“Komisi I DPR perlu mendorong TNI dan BIN untuk mengantisipasi situasi keamanan, ketertiban, dan kenyamanan dalam kehidupan masyarakat,” ujar Bambang melalui keterangan tertulisnya, Senin (12/2/2018).

Baca juga: Lima Wilayah Ini Paling Rawan Gangguan Keamanan Jelang Pilkada 2018

Dalam dua pekan terakhir sudah terjadi empat kali penyerangan terhadap tokoh agama.

 Pertama, penganiayaan terhadap pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Umar Basri. Ia diserang usai salat subuh pada 27 Januari 2018.

Selang beberapa hari kemudian, Komando Brigade PP Persis Ustaz Prawoto juga dianiaya pada 1 Februari 2018 di Bandung. Prawoto meninggal dunia karena insiden itu.

Sementara, di Tangerang, Biksu Mulyanto Nurhalim dipersekusi warga. Nurhalim dipaksa menandatangani surat perjanjian supaya tak menggelar kegiatan peribadatan di desanya sendiri.

Terakhir, penyerangan di Gereja St Lidwina, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Pelaku bernama Suliyono asal Banyuwangi, menyerang para jemaah dan pastor dengan pedang.

Baca juga: Prediksi Kapolri soal Gangguan Keamanan Saat Pilkada Serentak 2018

Bambang mengatakan, insiden penyerangan yang telah memakan korban tersebut mengundang keprihatinan. Politisi Golkar itu mengharapkan insiden serupa tak terjadi lagi.

Ia meminta Komisi III DPR yang menjadi mitra Polri agar mendorong Korps Bhayangkara segera mengusut tuntas berbagai kasus penyerangan terhadap pemuka agama.

“Sekaligus membongkar motif dan latar belakang penyerangan terhadap para pemuka agama, mengingat kejadian tersebut sangat meresahkan masyarakat dan berpotensi untuk memicu perpecahan antar umat beragama,” papar Bambang.

Selain itu, Bambang juga mengimbau semua lapisan masyarakat untuk tetap tenang dan menahan diri.

“Saya minta masyarakat tidak mudah terpancing dan tidak menjadikan insiden ini sebagai provokasi SARA,” ujar dia.

Kompas TV Sri Sultan meminta maaf karena terlambat mengamankan walau sudah ada aparat di dalam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Nasional
Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

Nasional
Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

Nasional
KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

Nasional
Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

Nasional
Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

Nasional
Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Nasional
Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Nasional
Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Nasional
Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Nasional
Gerindra: Memang Anies Sudah 'Fix' Maju di Jakarta? Enggak Juga

Gerindra: Memang Anies Sudah "Fix" Maju di Jakarta? Enggak Juga

Nasional
Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Nasional
Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

Nasional
Polri Klaim Penyidik Tak Asal-asalan Tetapkan Pegi Setiawan Jadi Tersangka Pembunuhan 'Vina Cirebon'

Polri Klaim Penyidik Tak Asal-asalan Tetapkan Pegi Setiawan Jadi Tersangka Pembunuhan "Vina Cirebon"

Nasional
Menkominfo Janji Pulihkan Layanan Publik Terdampak Gangguan Pusat Data Nasional Secepatnya

Menkominfo Janji Pulihkan Layanan Publik Terdampak Gangguan Pusat Data Nasional Secepatnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com