Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Yohana: Masyarakat Papua Sekarang Tergantung Beras Miskin

Kompas.com - 01/02/2018, 15:10 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan munculnya persoalan gizi buruk dan wabah campak di Kabupaten Asmat, Papua.

Menurut Yohana, perubahan pola hidup masyarakat Papua ikut memengaruhi persoalan gizi buruk.

Ia mengungkapkan, umumnya warga Papua saat ini sangat tergantung dengan pasokan beras miskin dari pemerintah.

"Tadinya mereka kan menanam ubi, sagu, tapi setelah raskin masuk mereka tergantung dengan raskin. Jadi saat raskin itu telat masuk ya bagaimana mau dapat makanan," ujar Yohana usai rapat konsultasi antara pemerintah dan DPR di Ruang Rapat Pansus B, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (1/2/2018).

Baca juga: Antisipasi Terulangnya KLB Asmat, Pemerintah Siapkan Infrastruktur

Yohana mengatakan, sejak mengenal beras, masyarakat Papua tak lagi berkebun dan menanam sagu atau ubi yang menjadi makanan pokoknya.

Oleh sebab itu, ketika distribusi beras terlambat, warga akan kekurangan bahan makanan.

"Sekarang itu kebanyakan orang Papua tergantung pada beras akhirnya tidak berkebun lagi, tak lagi tanam-tanam sagu dan juga ubi. Nah itu salah satunya. Kalau terlambat sedikit mau makan apa. ya makan yang ada. kalau ada pohon kelapa ya makan kelapa," kata Yohana.

Faktor lain yang juga ikut memengaruhi adalah lingkungan tempat tinggal suku Asmat. Menurut Yohana, suku Asmat umumnya tinggal di daerah rawa, terpencil, dan sulit dijangkau.

Baca juga: Menteri Yohana Tak Sepakat Relokasi Terbatas untuk Atasi Persoalan di Asmat

Selain itu, sumber air bersih juga sulit ditemukan.

"Di Asmat itu kan hidupnya di rawa. Jadi ya, apalagi di daerah terpencil yang tidak pernah dijangkau. Apalagi air bersih tidak ada di sana. Bagaimana mau dapat air bersih. Air bersih susah, ya mereka pasrah dengan alam yang ada," kata Yohana.

Terkait persoalan itu, lanjut Yohana, pihaknya telah menyiapkan program pemberdayaan, khususnya terhadap perempuan.

"Maka kami akan memberdayakan perempuan-perempuan di sana sebagai tulang punggung. kami ajarkan bagaimana mereka mereka menghadapi situasi darurat," ujar Yohana.

Kompas TV Cerita penderitaan dari warga Asmat yang kini sedang dilanda krisis pangan sudah sering kita dengar dan lihat belakangan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com