JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua DPR Setya Novanto mengaku baru tahu nama Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono disebut dalam kasus e-KTP.
Hal itu disampaikan Novanto ketika ditanya apakah saat itu SBY menyetujui atau tidak proyek senilai Rp 5,9 triliun itu.
"Ya, saya juga baru tahu tuh, Pak SBY tuh," kata Novanto, setelah selesai diperiksa KPK, di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Mantan Politisi Partai Demokrat, Mirwan Amir, sebelumnya pernah meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghentikan proyek pengadaan KTP elektronik (e-KTP). Namun, permintaan itu ditolak SBY.
Hal itu dikatakan Mirwan saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (25/1/2018). Mirwan bersaksi untuk terdakwa Setya Novanto.
"Saya menyampaikan ke Pak SBY agar e-KTP tidak diteruskan," ujar Mirwan di dalam persidangan.
(Baca juga: Mirwan Amir Minta SBY Hentikan Proyek E-KTP, tetapi Ditolak)
Menurut Mirwan, saat itu ia mendengar informasi dari pengusaha Yusnan Solihin bahwa ada masalah dalam pelaksanaan proyek e-KTP.
Informasi itu kemudian disampaikan kepada SBY saat ada kegiatan di kediaman SBY di Cikeas, Jawa Barat.
Namun, menurut mantan Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR itu, SBY menolak menghentikan proyek e-KTP yang sedang berlangsung. Alasannya, karena saat itu menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah.
"Tanggapan Bapak SBY karena ini menuju pilkada, jadi proyek ini harus diteruskan," kata Mirwan.
Dalam persidangan, Mirwan mengatakan, saat itu ia tidak memiliki kekuatan menghentikan proyek e-KTP.