JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon Wali Kota Bogor Bima Arya memastikan bahwa partai-partai pengusungnya tidak meminta mahar politik.
Dalam Pemilihan Wali Kota Bogor, Bima maju berpasangan dengan Dedie A Rachim yang didukung 7 parpol, yakni PAN, Demokrat, Hanura, Golkar, Perindo, NasDem, dan PBB dengan perolehan 20 kursi.
Menurut Bima, tidak adanya mahar politik itu karena partai-partai pengusungnya berkomitmen mewujudkan pemerintahan yang bersih.
Apalagi, pasangannya, Dedie, berlatar belakang direktur di KPK.
Baca juga: Ikut Pilkada, Nilai Kekayaan Wali Kota Bogor Bima Arya Naik Jadi Rp 5,5 Miliar
Sebelum memutuskan maju dalam Pilwalkot Bogor, Dedie menjabat Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar-Komisi dan Instansi KPK.
"Alhamdulillah kami tidak sepeser pun keluarkan mahar politik, karena komitmen kami dengan partai-partai pendukung sama, mereka menerima Kang Dedie sebagai pasangan saya yang tujuannya untuk mewujudkan birokrasi yang melayani," kata Bima, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (19/1/2018).
Baca juga: Bima Arya dan Dedie Rachim Cek Laporan LHKPN
Bersama Dedie, Bima ingin mewujudkan pemerintahan yang bersih.
"Kang Dedi punya pengalaman mengelola pemerintahan, wujudkan pemerintahan yang bersih dan melayani, kami ingin bersih dengan sapu yang bersih," ujar Bima.
Bima mengatakan, Dedie adalah sosok yang profesional dan berintegritas. Ia menilai, Dedie adalah sosok yang dibutuhkan warga Bogor untuk melanjutkan reformasi birokrasi.