Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Cabai dan Bawang di Pasar Aman hingga Tahun Baru

Kompas.com - 29/12/2017, 19:30 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, memastikan bahwa hingga awal tahun 2018 stok cabai dan bawang, baik merah atau putih di pasar aman dan terkendali.

"Cabai dan bawang aman. Ada gejolak sedikit, tapi gejolak itu wajar," kata Prihasto di gedung Bareskrim, Mabes Polri, Gambir, Jakarta, Jumat (29/12/2017).

"Stok pangan, cabai dan bawang aman. Produksinya (tahun 2017) dibandingkan dengan 2016 ada kenaikan 3 persen," ujar dia.

(Baca juga: Pengamanan Natal-Tahun Baru, Polri Fokus Terorisme hingga Harga Pangan)

Prihasto pun mengingatkan para petani untuk melakukan pola tanam dan panen bahan pangan. Tujuannya, agar stok bahan pokok di pasar tak berlimpah atau berlebihan, sehingga harganya tak jatuh.

"Kami sosialisasikan semua pihak, pola tanam dan panen harus diatur, biar tidak semua bersamaan. Kalau tidak nanti harga jatuh, ini terjadi pada harga bawang merah," ucap dia.

"Cabai misalnya, petani enggak panen. Kenapa kalau dipanen nanti dia cepat busuk. Nanti petani rugi. Makanya ditahan dulu, biar tidak di lapangan," kata Prihasto.

(Baca juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Jokowi Minta Menteri Awasi Stok Pangan hingga BBM)

Ia juga menambahkan soal adanya potensi siklon tropis yang akan kembali melanda Tanah Air. Kondisi itu berpotensi menghambat distribusi bahan pokok ke sejumlah daerah.

"Kemarin November kan ada dua siklon tropis, distrusi dan produksi sedikit terpengaruh. Sebentar lagi ada siklon tropis perlu diwaspadai. Ini akan pengaruh distribusi," kata dia.

"Misal kiriman ke daerah-daerah berkurang tapi terhambat ombak. Sedangkan di sentra produksi cukup banyak, karena biasanya musim gujan ombak tinggi, mau kirim ke pulau kan risiko, jadi agak tertahan. Ini kami koordinasi terus," tuturnya.

Kompas TV Tarik Ulur Harga Pangan - Jejak Kasus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com