Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Pendaftar Perempuan Seleksi Bakal Caleg PSI Hanya Enam Persen

Kompas.com - 16/12/2017, 21:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menyatakan diri peduli terhadap keterwakilan perempuan dalam pemilu, harus bekerja ekstra keras. Pasalnya, peserta perempuan yang mengikuti rekrutmen terbuka bakal calon anggota legislatif PSI hanya 69 orang atau sekitar enam persen dari total jumlah pendaftar yang sebanyak 1.155 orang.

Minimnya minat perempuan dalam mengikuti seleksi terbuka bakal caleg PSI ini pun menjadi perhatian panelis independen, Marie Elka Pangestu.

"Kami masih perlu calon perempuan. Ini masih sangat kurang. Kita ingin minimal sepertiga. Kalau bisa 50 persen Alhamdulillah. Tapi sepertiganya sudah bagus," kata mantan Menteri Pariwisata itu di Kantor DPP PSI, Jakarta, Sabtu (16/12/2017).

Bagi Marie, rekrutmen terbuka bakal caleg seperti yang dilakukan oleh PSI ini sangat baik dan berdampak positif. Sebab, bakal caleg yang dihasilkan sangat bervariasi baik dari segi jenis kelamin, profesi, latar belakang, suku, daerah, dan usia.

Baca juga : Kriteria Caleg PSI, Anti-Korupsi dan Anti-Intoleransi

"Ini merupakan warna Indonesia yang kita harapkan. PSI adalah warna Indonesia, dan tentu masih banyak PR yang harus dikerjakan," ujar Marie.

Senada dengan Marie, panelis independen lain yakni Neng Dara Affiah mengatakan, dengan dilakukan secara terbuka maka proses seleksi bakal caleg berjalan secara objektif dan independen.

"Kami lakukan (proses seleksi) dengan benar. Oleh karena itu, keragaman dari partainya anak muda itu memang kami harapkan," kata mantan Komisioner Komnas Perempuan itu.

Mengenai minimnya animo perempuan dalam mengikuti rekrutmen terbuka ini, Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni mengakui hal tersebut memang menjadi tantangan utama.

"Partisipasi perempuan di politik masih sangat rendah. Kami akan menjemput bola, mengajak perempuan Indonesia untuk berpartisipasi dalam politik," kata dia.

Baca juga : Giring Ganesha Bersyukur Lolos Tes Wawancara Bakal Caleg PSI

Partisipasi yang dia maksud bukan hanya secara pasif atau memberikan suara pada saat pemilu. Lebih dari itu, Antoni menuturkan partainya ingin agar lebih banyak perempuan ikut menjadi perumus kebijakan.

Menurut Antoni, hambatan terbesar keterwakilan perempuan dalam politik yaitu adanya anggapan bahwa politik adalah dunianya laki-laki, yang sangat maskulin, keras, kasar, penuh teror dan intimidasi.

"Sehingga ada semacam segregasi gender (bahwa) politik adalah wilayah laki-laki," ucap Antoni.

"Maka kami berharap, kalau kita ingin melihat politik yang lebih damai, negosiasi lebih santun, jauh dari intimidasi, saya kira lebih banyak perempuan," lanjutnya.

Di kepengurusan pusat PSI sendiri, jumlah pengurus perempuan sudah di atas 40 persen. PSI menargetkan, caleg perempuan PSI bisa memenuhi minimal afirmatif 30 persen hingga level kabupaten/kota.

"Jadi slot perempuan masih sangat banyak. Kami akan audiensi, mengunjungi ormas-ormas Islam, Muslimat NU, Fatayat, Aisyiyah, Komnas Perempuan, dan sebagainya. Serta membuat iklan yang bisa mendorong minat perempuan," kata Antoni.

Kompas TV Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie, meminta Ketua DPR Setya Novanto untuk memaafkan kader PSI yang berekspresi lewat media sosial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com