Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: Indonesia Perlu Berbenah dan Songsong Evolusi Industri

Kompas.com - 04/12/2017, 20:08 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan, dunia global saat ini telah mengalami evolusi industri, yakni ekonomi digital.

Dampak evolusi industri tersebut juga dirasakan di Indonesia.

"Ekonomi digital, ekonomi yang berbasis Information technology (IT). Technology sharing economy," ujar Kalla di Gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Senin (4/12/2017).

"Kalau dulu kemajuan konglomerasi sekarang kemajuan partnership, sharing economy. Ekonomi bersama sebetulnya mendekati koperasi," tambah dia.

Menurut Kalla, contoh ekonomi digital dan sharing economy di Indonesia paling mudah adalah startup Gojek dan juga e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak dan lainnya.

"Dia (Gojek) tidak punya apa-apa, hanya punya motor perorang. Jadi dia hanya mengatur sharing-nya. Kau ambil orang, ambil barang atau makanan kirim ke sini kau dapat sekian, sharing economy," ujar Kalla.

"E-commerce itu penjual tanpa toko, dia tidak punya toko, dia hanya punya gudang. Tapi barang-barangnya dari masing-masing toko, masing-masing industri, dia menjualnya lewat sistem yang kita kenal, apapun disediakan dengan cepat walaupun bukan dia yang punya," ucap dia.

(Baca juga : Jokowi: Ekonomi Digital Bikin Peluang Bisnis Daerah Membesar)

 

Karenanya, kata Kalla, Indonesia perlu berbenah dan menyongsong evolusi industri tersebut. Sebab, jika tidak, selamanya Indonesia hanya akan menjadi konsumen dari negara lain.

"Bila kita tidak ikut evolusi itu maka kita akan kembali menjadi negara yang tertinggal. Kita akan kembali menjadi konsumen daripada Alibaba, Amazon, padahal kita sudah punya Blibli dan Bukalapak," ungkap dia.

"Semua inisiatornya anak muda, seumur saya sudah tidak bisa lagi memahami itu. Hampir semua penemu-penemu itu anak muda di bawah 30 tahun. Bill Gates (Microsoft) atau Mark Zuckerberg (Facebook)," lanjut Kalla.

Kalla menambahkan, ada dua paham pendidikan yang bisa diikuti oleh Indonesia yakni liberal arts dan skills. Di mana dua paham pendidikan tersebut telah diterapkan di berbagai negara maju di dunia.

"Liberal arts mendahulukan tentang inovasi, kebebasan dan berpendapat, itu filosofi Amerika. Sedangkan skills, bagaimana mendidik orang punya skills, bisa berbuat sesuatu, itu filosofi di Jerman, Prancis, Jepang, China," terang Kalla.

"Di dunia ini ide kebanyakan timbul di negara liberal arts di Amerika. Karena itu apabila membeli barang sesuatu designed in California, Made in China atau designed US Made in Japan atau Korea Selatan. Artinya timbullah suatu kolaborasi antara orang yang punya ide dan keterampilan," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com