Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Ekonomi yang Melanggar HAM Harus Ditolak

Kompas.com - 04/12/2017, 17:25 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan ekonomi yang terus diakselerasi pemerintahan Jokowi-JK dinilai tidak mempertimbangkan pemenuhan hak-hak asasi manusia.

Pelanggaran hak asasi manusia (HAM) tak bisa dihindarkan ketika rakyat dihadapkan dengan negara ataupun korporasi besar.

Demikian kesimpulan yang mengemuka dalam diskusi Amnesty International Indonesia, di Jakarta, Senin (4/12/2017).

Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan, masifnya agenda pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi patut diapresiasi. Namun, di lain pihak niat baik tersebut menggerus hak-hak dasar warga di berbagai daerah yang berujung pada kekerasan.

Tahun ini misalnya, tanah pertanian dan perumahan warga di Majalengka Jawa Barat dan Kulonprogo Yogyakarta digusur secara paksa untuk proyek bandara.

Petani yang melakukan protes ketika haknya dilanggar juga mengalami kekerasan dan terancam masuk bui.

"Ini adalah bentuk pelanggaran HAM by product yang disponsori oleh negara. Padahal pembangunan sejatinya harus ramah HAM, dan pembangunan yang melanggar HAM harus ditolak," kata Usman.

Proyek bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo merupakan salah satu prioritas program konektivitas antarwilayah. Namun, sebagai dampaknya, terjadi penggusuran di beberapa desa yakni Glagah, Palihan, dan Kebonrejo.

Usman menuturkan, salah satu upaya penggusuran dilakukan oleh Angkasa Pura dan aparat bersenjata pada 27 November 2017, di Desa Palihan.

Warga yang menolak, dipaksa untuk pindah lewat cara mendobrak pintu, merusak jendela, dan memutus aliran listrik.

"Proses penggusuran tidak mempedulikan tuntutan warga, tidak menyediakan ganti rugi yang memadai dan tidak mengeksplorasi semua kemungkinan penyelesaian sengketa," kata Usman.

Manajer kampanye Amnesty International Indonesia Puri Kencana Putri menambahkan, ada sisi yang tertinggal dari pembangunan fisik yang gencar dilakukan pemerintah.

"Pembangunan itu nyata dan emang dibutuhkan. Tetapi ada ongkos yang harus dibayar. Apa betul sudah membangun juga manusianya? Memuliakan warganya?" ucap Puri.

Meskipun pemerintah acapkali berargumen pembangunan yang dilakukan sudah sesuai regulasi, namun menurut Puri, regulasi yang merupakan buatan manusia itu bisa dievaluasi dan dikoreksi.

"Dilihat apakah tepat sasaran, tepat guna. Regulasi harus melibatkan ruang partisipasi masyarakat," kata Puri.

Di samping pembangunan bandara NYIA, Amnesty International Indonesia juga menyoroti pembangunan pariwisata di Teluk Benoa, Bali, pembangunan pangan di Papua atau Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE), dan pembangunan pabrik semen di Kendeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com