Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja yang Dibahas Kemenag dan Amnesty International?

Kompas.com - 22/03/2017, 20:58 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Agama menerima sejumlah perwakilan dari Amnesty International pada Rabu (22/3/2017).

Dalam pertemuan itu, sejumlah hal dibahas, di antaranya perkembangan situasi HAM di Indonesia.

Hadir dalam pertemuan itu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sekretaris Jenderal Amnesty International Salil Shetty, Kepala Seksi Amnesty International Malaysia Shamini Darshni, Direktur Eksekutif Amnesty International perwakilan Indonesia Usman Hamid, dan Peneliti Amnesty International Indonesia Papang Hidayat.

"Mereka menanyakan bagaimana intensi politik yang semakin meninggi dan itu secara langsung atau tidak melibatkan isu keagamaan dan ini akan pengaruhi wajah, tidak hanya Indonesia tapi juga dunia. Juga kasus-kasus umat Syiah, Ahmadiyah, Gafatar, beberapa kelompok minoritas yang selama ini mengalami hal yang tidak semestinya," kata Lukman, di Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta.

Sementara, Salil mengatakan, Indonesia memiliki kekuatan dengan penduduk yang heterogen di mana banyak kelompok bisa menikmati kebebasan beragama.

Menurut Salil, Indonesia masih memiliki tantangan dalam menyelesaikan kasus keagamaan seperti Ahmadiyah dan Gafatar.

"Mereka yang terusir, tanah mereka harus dikembalikan, dan bila tidak memungkinkan mereka harus diberikan alternatif dan orang yang menyerang mereka dibawa ke pengadilan," kata Salil.

Salil menilai, kasus pelanggaran HAM berbasis agama memang tidak mudah diselesaikan.

Namun, menurut dia, Kementerian Agama memiliki komitmen untuk menyelesaikan hal itu.

Dalam pertemuan, Lukman menyebutkan, Salil sempat menanyakan perkembangan rancangan Undang-undang Perlindungan Umat Beragama yang tengah digarap oleh Kemenag.

Menurut Lukman, Salil mengatakan tidak mudah untuk membuat payung hukum yang dapat mengakomodasi semua spektrum keagamaan.

"Bagaimanapun juga saya katakan Indonesia harus memiliki UU seperti ini. Karena dalam keragaman diperlukan kesamaan cara pandang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh," ujar Lukman. 

Ia berharap, Amnesty International dapat memberikan masukan kepada pemerintah untuk menangani kasus pelanggaran HAM.

"Peran Indonesia yang penting di luar level lokal, tapi juga di level internasional. Surara Indonesia penting untuk jadi penyeimbang di global terhadap suara yang menjelekkan Islam," ujar Salil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com