Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh Bangun Evakuasi Sandera dan Upaya Pengejaran Kelompok Bersenjata

Kompas.com - 22/11/2017, 09:37 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya satuan tugas terpadu Brimob Polri dan TNI untuk menyelamatkan para sandera di Kampung Banti, Kimbely, dan Longsoran di Mimika, Papua, membuahkan hasil.

Awalnya, negosiasi sebagai bentuk dari pendekatan lembut dilakukan namun ternyata tidak ampuh. Strategi pun berubah. 

Operasi senyap pun dilakukan. Kopassus dan Tim Intai Kostrad mengingati lokasi penyekapan selama 5 hari. Sebanyak 13 personel Kopassus dan 10 personel Kostrad berada dalam tim ini.

Mereka mengendap dan memantau pergerakan kelompok kriminal bersenjata yang membaur dengan warga sipil.

(Baca juga : Polri Siap Hadapi Perlawanan Balik Kelompok Bersenjata di Papua)

Upaya tersebut mendapat perlawanan dari KKSB yang terus menghujani aparat dan warga dengan tembakan dari jarak jauh. Akhirnya, pasukan TNI dan Brimob bergerak menyerbu Kampung Kimbely dan Banti.

Kelompok separatis bersenjata itu lantas berhamburan menyelamatkan diri ke dalam hutan dan ke area ketinggian sambil terus menyerang aparat dengan tembakan bertubi-tubi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto Saat Ditemui Dalam Sebuah Acara Diskusi di Jakarta, Rabu (20/9/2017).KOMPAS.com/ MOH NADLIR Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto Saat Ditemui Dalam Sebuah Acara Diskusi di Jakarta, Rabu (20/9/2017).

(Baca juga : TNI-Polri Kembali Evakuasi 804 Sandera Kelompok Bersenjata di Papua)

Setelah kelompok tersebut menghilang dari pandangan, aparat gabungan TNI dan Polri lain bergegas menuju dua kampung itu untuk membebaskan sandera. Sebanyak 344 warga pendatang dibawa ke Timika untuk mendapat perlindungan.

"Masyarakat asli Papua masih bertahan di sana. Dari dialog antara TNI-Polri dengan pemuka setempat dibantu tokoh adat, pastur, akhirnya mereka mau dievakuasi," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto.

Akhirnya, warga yang dievakuasi bertambah sekitar 800 orang. Mereka merupakan warga asli Kampung Banti dan Kimbely. Ratusan warga meminta dievakuasi karena menipisnya persediaan obat, makanan, hingga alasan keamanan.

 

Tim Berpencar

Rikwanto mengatakan, satgas terpadu memisahkan diri menjadi dua bagian, yakni untuk penanganan evakuasi sandera dan pengejaran KKSB.

Di Mimika, warga ditampung di Gedung Eme Neme Yauware milik Pemda Timika. Rikwanto memastikan warga akan dipenuhi kebutuhannya dengan baik oleh pemerintah setempat dan Dinas Sosial.

Petugas medis memeriksa warga yang berhasil dievakuasi Satuan Tugas Terpadu Penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata setibanya di Timika, Papua, Jumat (17/11/2017). Warga non Papua dan belasan warga Papua yang ada di kampung Kimbeli, Utikini dan Banti berhasil dievakuasi oleh Satgas Terpadu pada Jumat pagi dan langsung dievakuasi ke Timika menggunakan 10 unit bus milik Freeport dengan pengawalan ketat aparat kemanan TNI dan Polri.ANTARA FOTO/JEREMIAS RAHADAT Petugas medis memeriksa warga yang berhasil dievakuasi Satuan Tugas Terpadu Penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata setibanya di Timika, Papua, Jumat (17/11/2017). Warga non Papua dan belasan warga Papua yang ada di kampung Kimbeli, Utikini dan Banti berhasil dievakuasi oleh Satgas Terpadu pada Jumat pagi dan langsung dievakuasi ke Timika menggunakan 10 unit bus milik Freeport dengan pengawalan ketat aparat kemanan TNI dan Polri.

Namun, belum dapat diperkirakan sampai kapan mereka berada di tempat penampungan.

"Kita pendataan dulu, kemudian akan dibahas masalah pekerjaan, keluarga, dan tempat tinggal mana yang dianggap layak," kata Rikwanto.

Warga diharapkan tidak kembali ke kampungnya karena khawatir kembali disandera kelompok bersenjata.

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com