Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Nurtanio, "Wake Up Call" dari Presiden Jokowi

Kompas.com - 13/11/2017, 07:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

MUNGKIN agak lebay bila dikatakan laksana halilintar di siang hari bolong, akan tetapi apapun itu, banyak orang yang dikejutkan dengan pemberian nama pesawat terbang N-219 produk dalam negeri dengan nama Nurtanio oleh Presiden Jokowi.

Sebuah sinyal yang sangat jelas dikumandangkan oleh seorang Presiden pada Hari Pahlawan 10 November 2017 untuk mengingat kembali Nurtanio yang namanya sudah nyaris “lenyap” dari ingatan kita semua.

Nama yang dilenyapkan dari “merek dagang” industri pesawat terbang Indonesia yang sejak semula melekat sebagai rasa hormat kepada senior, pendahulu, dan “hero” dalam urusan ide menciptakan pesawat terbang sendiri.

Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo adalah perintis industri penerbangan di Indonesia. Bersama Wiweko Soepono, Nurtanio membuat pesawat layang Zogling NWG pada tahun 1947.

Mulanya, nama Nurtanio diabadikan saat pemerintah mendirikan industri pesawat dengan nama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio pada 1976.

Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 1985.

IPTN kembali berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia setelah restrukturisasi pada 2000.

Sepak terjang Nurtanio seolah mengikuti kodrat alam. Industri ini dimulai dari pemeliharaan pesawat yang dilakukan Nurtanio, kemudian berkembang dengan memiliki depo pemeliharaan sendiri.

Dari bengkel pemeliharaan pesawat, industri ini berkembang menjadi pembuat pesawat terbang latih dan taktis ringan seraya belajar merakit pesawat terbang sejenis Gelatik buatan Polandia.

Tiba-tiba saja pabrik yang masih bayi berusia dini dalam persiapan itu digenjot menjadi pabrik pesawat terbang berskala besar dan langsung membuat sekian banyak jenis pesawat terbang super modern.

Baca: Peristiwa 911 dan Ancaman Teror di Indonesia

Tentu saja langkah yang sangat membanggakan itu disambut meriah oleh khalayak ramai dengan penuh antusias.

Memotong proses

Banyak yang tidak sabar menanti proses. Mereka ingin segera melihat pabrikan pesawat yang berlokasi di Bandung ini menghasilkan pesawat terbang kelas dunia. “Potong Kompas” atas proses yang tengah berjalan pun dilakukan.

Sayang sekali, mungkin memang sudah merupakan hukum alam bahwa sesuatu yang besar itu harus melalui sebuah proses yang panjang dimulai dari hal yang kecil, meningkat menjadi sedang, dan baru kemudian bisa menjadi besar.

Pesawat N219 hasil pengembangan riset PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjalani uji terbang dengan mulus, Rabu (16/8/2017).KOMPAS.com/Putra Prima Perdana Pesawat N219 hasil pengembangan riset PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjalani uji terbang dengan mulus, Rabu (16/8/2017).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com