Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Korupsi dan Narkoba, Hampir Tiap Minggu Gerindra Pecat Kadernya

Kompas.com - 08/11/2017, 17:22 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Gerindra memecat kadernya, Jro Komang Gede Swastika atau Mang Jangol, yang merupakan Wakil Ketua DPRD Bali karena ia terlibat kasus narkoba.

Namun, Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, pemberhentian itu bukanlah yang pertama. Sebab, hampir setiap minggu partai tersebut memecat kadernya.

"Kami tegas dan tidak toleransi kepada pelanggaran narkoba seperti ini," ujarnya di Kantor DPP Gerindra, Jakarta, Rabu (8/11/2017).

Menurut pria kelahiran Lampung, 17 September 1974, itu, hampir setiap minggu Majelis Kehormatan Partai Gerindra menggelar sidang. Hasilnya, hampir setiap minggu juga Majelis Kehormatan memutuskan untuk memecat kader yang bermasalah.

Baca juga: Gerindra Pecat Wakil Ketua DPRD Bali yang Diduga Jadi Bandar Besar Narkoba

Biasanya, menurut dia, kader yang dipecat terlibat dua masalah, yaitu korupsi dan narkoba. Sebesar apa pun pengabdian kader, bila terlibat dua kasus itu, dipastikan akan dipecat.

Meski demikian, saat ditanya data kadar Gerindra yang dipecat akibat terkait korupsi dan narkoba, Habiburokhman mengaku tidak tahu persis angkanya.

"Mau pengabdian 99 persen, ketaatan 99 persen, kemudian pengorbanan ke partai 99 persen, tetapi kalau kasus narkoba dikalikan nol," kata Habiburokhman.

Kompas TV Jro Komang Gede Swastika berhasil melarikan diri saat digrebek


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com