Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Identitas Dikhawatirkan Potensial di Pilgub Jabar 2018

Kompas.com - 08/11/2017, 16:32 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Populi Center Usep S Ahyar menilai bahwa politik identitas potensial kembali digunakan calon di Pilkada Jawa Barat 2018 mendatang. Apalagi sebelumnya, politik identitas juga dianggap manjur digunakan di Pilkada Jakarta lalu.

"Kita tahu Jabar, sebenarnya secara historis punya potensi politik identitas itu mengental. Islam garis keras banyak di Jabar, tumbuh subur di Jabar. Nuansa itu kita tahu dan rasakan," kata Usep dalam sebuah diskusi di D' Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/11/2017).

Asep pun menerangkan pengalamannya ketika belajar di salah satu pondok pesantren di Jabar. Di sana, Islam dan Sunda adalah identitas yang selalu ditonjolkan.

"Islam dan Sunda bahkan disamakan, Islam adalah Sunda, Sunda adalah Islam. Identitasnya dibuat semakin menonjol. Maka potensi itu (politik identitas) sangat kental," kata dia.

Baca juga : PPP Resmi Dukung Ridwan Kamil pada Pilgub Jabar 2018

Bahkan, kata dia, indikator nyata bahwa politik identitas di Jabar potensial digunakan bisa dinilai dari banyaknya massa peserta demo yang berasal dari Jabar, ketika kasus penistaan agama di Jakarta beberapa waktu lalu.

"Jabar dalam kasus penistaan agama di Jakarta itu menjadi pemasok massa paling banyak. Kita tahu ada yang jalan kaki dari daerah Ciamis, Priangan Timur. Itu menunjukkan politik identitas di Jabar sangat kental sekali," kata dia.

Lainnya, kata Asep, adalah banyaknya peraturan daerah (perda) syariah yang ada di sejumlah wilayah di Jabar. Misalnya di daerah Priangan Timur, Tasik, Garut, Ciamis dan Pangandaran.

"Di sana sangat kental namanya identitas," ungkap dia.

Baca juga : Menurut Ridwan Kamil, 70 Persen Warga Bandung Dukung Dirinya Maju Pilgub Jabar

Meski potensial, tapi menurut Asep apakah politik identitas akan kembali digunakan di Jabar sangat tergantung dari calon-calon kepala daerah dan wakilnya yang akan bertarung.

"Tergantung beberapa hal, tergantung calon atau kandidat yang akan maju, rivalitasnya antara siapa dan siapa. Di Jakarta terjadi karena rivalitasnya, identitasnya mudah dimainkan, lantaran berbeda antara satu dengan yang lain," kata dia.

"Yang satu Islam, yang satu ini non-muslim dan etnisnya berbeda. Dari sisi itu, sentimen suku dan agama dan lain-lain gampang dimainkan. Meski menurut saya di Jabar identitas adalah hal biasa," tutup dia.

Kompas TV Dedi Mulyadi adalah ketua DPD Golkar Purwakarta. Namun, untuk Pilgub Jabar, DPP Golkar mendukung Ridwan Kamil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com