Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyidikan Selesai, Polisi Masih Pantau Aktivitas Saracen di Media Sosial

Kompas.com - 31/10/2017, 07:19 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri telah menyelesaikan penyidikan para tersangka berkaitan dengan dugaan penyebaran ujaran kebencian dan menyangkut SARA oleh kelompok Saracen.

Hanya tinggal Asma Dewi dan Jasriadi yang berkasnya masih harus dilengkapi atas perunjuk jaksa peneliti.

Meski penyidikan telah selesai, Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Pol Fadil Imran menegaskan, polisi masih memantau aktivitas kelompok tersebut di media sosial.

"Tetap running. Kami monitor lah oleh patroli siber di medsos," ujar Fadil, saat ditemui di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (30/10/2017).

Baca: Polri Sebut Aliran Dana Saracen Akan Diungkap di Pengadilan

Fadil memastikan, penyidik akan mengusut para pelaku ujaran kebencian yang masih beredar di media sosial.

"Kalau ada denyut kehidupan yang isinya hate speech, berita berita bohong, pasti kami tindak lanjuti," kata Fadil.

Dalam kasus ini, salah satu saksi yang diperiksa adalah bendahara Tamasya Al Maidah Riandini.

Fadil mengatakan, ada aktivitas antara Riandini dengan anggota Saracen, serta pemberian uang.

Namun, hal itu tidak berkaitan dengan pemesanan konten ujaran kebencian.

"Sampai saat ini, mereka memesan untuk dibantu untuk sosialisasi Tamasya Al Maidah. Itu saja," kata Fadil.

Baca juga: Berkas Perkara Tiga Anggota Saracen Rampung

Saracen berkontribusi dalam menyebarkan konten kebencian selama Pilkada Serentak 2017. Polisi telah menangkap empat pengurusnya dan menetapkannya sebagai tersangka.

Kelompok tersebut menyebarkan proposal ke pihak pemesan yang isinya paket untuk menyebarkan konten ujaran kebencian dan berbau SARA.

Saracen menetapkan tarif sekitar Rp 72 juta dalam proposal yang ditawarkan ke sejumlah pihak.

Mereka bersedia menyebarkan konten ujaran kebencian dan berbau SARA di media sosial sesuai pesanan.

Media yang digunakan untuk menyebar konten tersebut antara lain di Grup Facebook Saracen News, Saracen Cyber Team, situs Saracennews.com, dan berbagai grup lain yang menarik minat warganet untuk bergabung.

Hingga saat ini diketahui jumlah akun yang tergabung dalam jaringan Grup Saracen lebih dari 800.000 akun.

Kompas TV Selepas sidang, penasihat hukum Buni Yani membantah Buni Yani menghina jaksa Irfan Wibowo.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Nasional
Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Nasional
Menteri KP: Lahan 'Idle' 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Menteri KP: Lahan "Idle" 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Nasional
Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Nasional
Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Nasional
Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Nasional
Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com