Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tak Ambil Pusing Pengurus Saracen Mengaku Tak Saling Kenal

Kompas.com - 09/10/2017, 19:11 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bareskrim Pori terus melakukan penyidikan terhadap kelompok penyebar berita bohong, ujaran kebencian, dan SARA, Saracen.

Humas Mabes Polri Kombes Pol Slamet Pribadi mengatakan, tidak masalah apabila saksi-saksi bahkan tersangka yang terlibat kelompok ini mengaku tak saling mengenal.

"Kalau misalnya terdengar dari media bahwa tidak kenal, itu hak mereka. Enggak kenal, enggak apa-apa. Tapi yang jelas penyidik tidak mendasari pada pengakuan," katanya di Jakarta, Senin (9/10/2017).

Adapun yang menjadi dasar hukum pembuktian penyidikan yaitu hasil pemeriksaan, fakta dan bukti.

"Jadi, (dasarnya) alat bukti, misalnya forensik IT, handphone masing-masing, keterangan masing-masing saksi dan tersangka. Apakah itu ada persesuaian atau tidak," imbuh Slamet.

(Baca: Bendahara Saracen Disebut Terima Rp 1 Juta untuk Promosikan Tamasya Al Maidah)

Sementara itu, mengenai pihak yang diduga menjadi pemesan jasa Saracen atau penyandang dana kelompok ini, Slamet menegaskan tidak bisa menyebutkan nama-namanya.

"Soal substansi, kami tidak bisa menyampaikan secara terperinci karena kami terikat dengan UU TPPU dan UU perbankan, profil penyimpan dan simpanan tidak bisa disampaikan," kata dia.

Sebelumnya pada Rabu (4/10/2017) penyidik Bareskrim Polri telah memeriksa bendahara Saracen, Mirda alias Retno sebagai saksi.

Selain Retno, Bareskrim Polri juga memeriksa Dwiyani dan Riandini. Keduanya baru memenuhi panggilan pada Kamis (5/10/2017), setelah sebelumnya tak hadir dalam agenda pemeriksaan pada Senin (2/10/2017).

"Mereka ini adik dan kakak. Satu di (pengurus) Tamasya Al Maidah, satu di Saracen," kata Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Korupsi Kombes Irwan Anwar.

Kompas TV Pengacara Dwiyani mengakui kliennya gunakan jasa Saracen untuk Pilkada DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com