Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Forum IPU, DPR Ajukan Enam Aksi Atasi Konflik Antar-Etnis dan Agama

Kompas.com - 17/10/2017, 22:51 WIB
Sabrina Asril

Penulis

SAINT PETERSBURG, KOMPAS.com - Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia mengajukan enam aksi yang bisa dilakukan negara-negara dunia dalam menjaga kedamaian, sekaligus menghargai keberagaman.

Isu perdamaian dan keberagaman menjadi tema besar yang diangkat dalam forum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-137 di Saint Petersburg, Rusia.

"Kami menawarkan enam langkah," ujar Anggota DPR RI, Rofi Munawar, dalam sesi General Debate IPU, Senin (16/10/2017) malam di Tavrichesky Palace, Saint Petersburg.

"Pertama, mendorong semua pemuka agama untuk menegaskan secara nurani pentingnya menjaga kebhinnekaan, toleransi, dan harmonitas," kata dia.

Kedua, delegasi Indonesia mengajukan aksi untuk mendorong pendidikan yang lebih inklusif di semua tingkatan.

Ketiga, memerangi kemiskinan dengan memberikan jaminan hak yang setara dan kesempatan ekonomi, khususnya bagi minoritas.

(Baca juga: Ikuti IPU ke-137 di Rusia, DPR RI Dorong Penyelesaian Konflik Rohingya)

Keempat, mendorong masyarakat luas untuk terus menghidupkan iklim dialog antar-agama dan antar-budaya.

Kelima, mengidentifikasi akar masalah ekstremisme agama sekaligus menanganinya dengan baik dan seksama.

Keenam, mendorong media untuk berperan positif dalam mereduksi segala bentuk diskriminasi dan anti-toleransi.

Rofi menuturkan, Indonesia sudah melakukan beberapa langkahm di antaranya dalam mengelola keberagaman sekaligus menjaga perdamaian.

(Baca juga: Fadli Zon: Isu Rohingya Masuk Resolusi IPU Jadi Koreksi untuk ASEAN)

Dalam forum yang dihadiri perwakilan 173 negara itu, Rofi mengangkat contoh keberagaman Indonesia yang terdiri dari 300 suku, 1.300 subsuku, yang tersebar di sekitar 17.000 pulau.

“Kendatipun kami berbeda, kami hidup rukun dan damai atas dasar semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kami percaya bahwa semua agama dan keyakinan mengajarkan kedamaian dan empati antar-sesama," ucap Rofi.

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) itu menyadari masih ada benih kebencian dan kekerasan yang memicu konflikndi Indonesia, namun itu hanya ulah oknum. Sementara sebagian besar masyarakat Indonesia hidup dalam rasa toleransi yang tinggi.

Rofi berharap perbedaan agama dan etnis tidak lagi menjadi persoalan di dunia ini. Pasalnya, jika tak ada sikap saling toleran, maka konflik hingga peperangan akan terus terjadi.

Kompas TV Gelombang pengungsi Rohingya disebut sebagai krisis pengungsian terburuk dalam beberapa dekade.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com