JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin berharap etnis Rohingya bisa segera diberikan kewarganegaraan oleh Myanmar. Hal itu bersamaan dengan upaya Indonesia berinisiatif mengajak semua negara untuk menghentikan kekerasan terhadap etnis Rohingya.
"Jangan sampai dia terkatung-katung tidak punya kewarganegaraan, tidak punya tempat. Mereka sudah puluhan tahun tinggal di sana," kata Ma'ruf seusai menghadiri akad nikah putri Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang di Karang Asem, Kuningan, Jumat (8/9/2017).
Etnis Rohingya telah bertahun-tahun tinggal di sana namun tak kunjung mendapatkan kewarganegaraan. Jika tak segera diatasi, Ma'ruf mengkhawatirkan kejadian ini menjadi preseden buruk bagi negara-negara lainnya.
"Bisa terjadi di negara lain kalau itu tidak dicegah," ucap dia.
(Baca: Krisis Rohingya, Pemerintah RI Diminta Ajak ASEAN untuk Tekan Myanmar)
Ia juga mengimbau agar permasalahan terhadap Rohingya tak ditarik menjadi isu agama, apalagi dibawa ke dalam negeri.
Ma'ruf meminta agar tak ada pihak yang menganggap bahwa warga penganut agama Buddha di Indonesia mesti ikut bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa etnis Rohingya. Bahkan, umat Buddha di tanah air ikut mengutuk kekerasan terhadap warga Rohingya.
Adapun mengenai sumbangan-sumbangan bagi warga Rohingya, adalah hal yang sangat baik. Asalkan tak diikuti dengan menggalang kekuatan untuk ikut campur pada proses yang ada.
"Statement-statement penggalangan dana saya kira itu masih bagus sekali tapi tidak menggalang kekuatan untuk datang ke sana, hal-hal yang bisa mengintervensi negara lainnya," ucap Rais Aam PBNU itu.
(Baca: Soal Rohingya, Mensesneg Sebut Harapan kepada Indonesia Sangat Tinggi )
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior U Min Aung Hlaing di Nay Pyi Daw, Myanmar, pada Senin (4/9/2017) lalu.
Dalam pertemuan itu, Retno meminta pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan di negara bagian Rakhine.
“Otoritas keamanan Myanmar perlu segera menghentikan segala bentuk kekerasan yang terjadi di Rakhine State dan memberi perlindungan kepada seluruh masyarakat termasuk masyarakat Muslim," kata Retno.
Setelah itu, Retno juga bertemu dengan dengan State Counsellor Daw Aung San Suu Kyi. Satu capaian penting misi diplomasi kemanusiaan Indonesia ini adalah dengan disepakatinya Indonesia dan ASEAN terlibat dalam penyaluran bantuan kemanusiaan di Rakhine State.