Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sekitar Bekas "Safe House" KPK Bantah Ada Penyekapan

Kompas.com - 11/08/2017, 14:08 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Warga yang tinggal di Jalan TPA, Depok, Jawa Barat, membantah ada tindakan penyekapan di rumah yang pernah digunakan sebagai safe house atau rumah aman oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut warga, tidak ada yang aneh saat rumah aman tersebut dihuni.

"Enggak ada apa-apa. Saya asli orang sini, belum pernah lihat yang aneh-aneh, apalagi orang disekap," kata Yanti, warga yang tinggal di sekitar bekas rumah aman KPK, Jumat (11/8/2017).

Menurut Yanti, tidak ada aktivitas atau gerak-gerik mencurigakan yang dilihat warga di rumah bekas safe house tersebut. Menurut dia, warga sekitar cukup mengenal satu sama lain sehingga akan cepat tanggap jika terjadi sesuatu.

Baca: Sepekan Lalu, Warga Sekitar Bekas Safe House KPK Didatangi Polisi

Saefullah, warga yang tinggal di dekat bekas rumah aman tersebut juga mengatakan hal yang sama. Bahkan, menurut dia, saat rumah tersebut dihuni, selalu ada petugas kepolisian di dekat rumah tersebut.

Saefullah memastikan tidak ada tindakan penyekapan terhadap penghuni rumah tersebut.

"Dulu malah selalu ada polisi, semacam intel begitu," kata Saefullah.

Baca: KPK Pastikan Safe House Berlandaskan Aturan Hukum

Menurut informasi, rumah tersebut pernah digunakan KPK sebagai rumah aman bagi saksi perkara korupsi yang merasa keamanannya terancam. Salah satunya adalah Niko Panji Tirtayasa alias Miko.

Sekitar akhir 2014 hingga awal 2015, Miko pernah menjadi saksi dalam perkara korupsi mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com