Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Periksa Direktur Pertamina, Apa yang Digali Penyidik Polri?

Kompas.com - 25/07/2017, 20:33 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Umum dan SDM PT Pertamina (Persero) Waluyo diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi dalam pembelian tanah milik PT Pertamina di Simprug, Kebayoran Lama, tahun 2011.

Dalam kasus ini, penyidik menetapkan Vice President Asset Management PT Pertamina (Persero) Gathot Harsono sebagai tersangka.

Ia diperiksa selama sekitar enam jam oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri, Selasa (25/7/2017).

Usai diperiksa, Waluyo, yang mengenakan kemeja putih itu, menghindari awak media.

Ia berjalan hingga ke depan pagar Gedung Ombudsman RI sambil dicecar pertanyaan soal pemeriksaannya.

Namun, Waluyo hanya menjawab singkat.

"Tanya penyidiknya," kata Waluyo, sambil berjalan.

Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu kembali ke halaman gedung Ombudsman setelah menemukan mobil yang dia cari.

Kemudian, ia masuk ke dalam mobil hitam bernomor polisi B 1949 RFZ itu.

Selain itu, pada hari ini penyidik juga memeriksa mantan Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan. dan saksi dari Pemerintah Jakarta Selatan dan bagian pengawasan Pertamina.

Kanit II Subdit V Direktorat Tindak Pidana Korupsi AKBP Wawan Sumantri enggan menjelaskan detil apa yang digali dari kesaksian Waluyo dan Karen.

Ia mengatakan, pemeriksaan dilakukan untuk melengkapi berkas tersangka Gathot.

Namun, Wawan tak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain dalam kasus ini.

"Kemungkinannya bisa ke yang lain," kata Wawan.

Dalam kasus ini, proses jual beli tanah diduga tidak dilakukan sesuai Peraturan Menteri BUMN tentang pelepasan aset.

Tindakan tersebut menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 40,9 miliar.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com