Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang GNPF-MUI Bertemu Jokowi...

Kompas.com - 27/06/2017, 16:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menyatakan telah menggagas pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo tepat di Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1438 Hijriah atau Minggu (25/6/2017).

Demikian diungkapkan Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir di dalam konferensi pers di Aula AQL Islamic Center, Tebet, Jakara Selatan, Selasa (27/6/2017) siang.

"Yang benar bukan meminta. Tapi kami menggagas pertemuan di antara GNPF dengan Pak Presiden. Kata itu (gagas) yang harus digarisbawahi," ujar Bachtiar.

(Baca juga Mendadak, Jokowi Terima GNPF-MUI di Istana)

Gagasan GNPF-MUI untuk bertemu dan berdialog dengan Jokowi tersebut sebenarnya sudah diutarakan sejak aksi unjuk rasa bertajuk "Bela Islam 411" pada 4 November 2016.

Namun, pertemuan saat itu tidak terlaksana. Bagi Bachtiar, kegagalan pertemuan tersebut merupakan takdir Allah.

GNPF-MUI kemudian mendapat momentum kembali untuk bertemu dan berdialog dengan Presiden Jokowi, yakni pada aksi "Bela Islam 212" tanggal 12 Desember 2016. Perjumpaan itu rupanya kembali tidak terjadi.

"Saat aksi 212, kami bertemu dengan Presiden, tapi tidak terjadi komunikasi. Presiden hanya menyampaikan salam saja kepada peserta aksi, lalu Presiden kembali," ujar Bachtiar.

(Baca juga Saat Jokowi dan GNPF-MUI Bertemu...)

Setelah gagal berkomunikasi untuk kali kedua, Bachtiar mengaku bahwa GNPF-MUI nyaris kehilangan cara berdialog dengan Presiden.

Komunikasi setelah itu hanya sampai pada tingkat Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian atau Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto.

Titik terang komunikasi itu muncul kembali setelah GNPF-MUI diterima Menkopolhukam Wiranto di kediaman dinas.

Aspirasi mereka disampaikan kepada Wiranto, yang berjanji akan menyampaikannya kepada Presiden.

"Tolong digarisbawahi bahwa kami sebenarnya ingin berdialog. Menjadikan dialog sebagai jalan solutif dengan tidak melulu menjadikan mobilisasi massa sebagai sarana untuk meminta berjumpa," kata dia.

Sabtu (24/6/2017) menjadi hari yang baik. GNPF-MUI diterima oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin.

Setelah itu, para pimpinan GNPF-MUI juga diterima oleh Menkopolhukam. GNPF-MUI diminta menunggu kabar pertemuan pada Minggu, keesokan harinya.

"Paginya (Minggu) minta izin ke Presiden, dan akhirnya Pak Presiden menerima," ujar Bachtiar.

Halaman:



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com