Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memaknai Pertemuan Jokowi dan GNPF-MUI

Kompas.com - 27/06/2017, 08:37 WIB
Joseph Osdar

Penulis

Setelah bersilaturahim dengan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Minggu (25/6/2017), Presiden Joko Widodo menerima para tokoh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Islam Majelis Ulama Islam atau GNPF MUI di Istana Merdeka.

Sebelum silaturaim dengan Megawati, Presiden Jokowi mengadakan acara open house di Istana Negara, Jakarta. Sebelumnya lagi, Presiden hadir dalam shalat Id di Masjid Istiqlal Jakarta.

(Baca Saat Jokowi dan GNPF-MUI Bertemu...)

Dalam silaturahim dengan GNPF MUI yang dipimpin ketua dan wakilnya, Bachtiar Nasir dan Zaitun Rasmin, Presiden didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, Menko Polhukham Wiranto, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Usai pertemuan ini, di halaman istana, Pratikno mengatakan kepada wartawan, inisiatif pertama dari silaturahim tersebut datang dari GNPF yang menghubungi Menteri Agama. Kemudian Menteri Agama Agama berkomunikasi dengan Mensesneg yang membawa informasi dari GNPF ke Presiden.

Menurut Pratikno kepada pers, Presiden bersedia menerima GNPF karena saat itu memang waktunya untuk open house, jadi siapa pun bisa datang ke istana.

Pratikno mengatakan dalam pertemuan ini, GNPF MUI minta ada fasilitas jalur komunikasi dengan Istana.

Mensesneg tidak lupa mengatakan, pertemuan ini berlangsung siang hari karena Presiden setelah open house menghadiri acara syawalan di rumah Megawati. Katanya dalam pertemuan di Istana Merdeka, GNPF mengapresiasi pemerintahan Jokowi.

Pagi hari sebelum GNPF datang ke istana, saya bertanya kepada pengamat politik Fachri Ali tentang pemerintah Jokowi saat ini.

"Politik oke. Tapi politik Islam kedodoran. Mudah-mudahan saya salah menilai," jawab pengamat politik asal Aceh ini.

Setelah GNPF-MUI ke istana, Fachri Ali mengatakan bahwa setelah silaturahim itu masih perlu dilihat kelanjutannya.

(Baca juga GNPF-MUI Sebut Pertemuan dengan Jokowi Langkah Awal Rekonsiliasi)

Ditanya tentang kaitan politik Islam Istana dengan gerakan massa raksasa 411 dan 212 di depan Istana Merdeka menjelang tutup tahun 2016 lalu, lulusan bidang politik Universitas Monas Australia ini mengatakan, aksi massa Islam kota tersebut kejutan besar yang tidak pernah diperhitungkan oleh Istana dan bahkan oleh organisasi Islam yang telah mapan selama ini.

Adapun pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang Salahuddin Wahid atau Gus Solah, Senin (26/6/2017) pagi, ketika ditanya tentang pemerintahan Jokowi saat ini secara spontan memuji pertemuan Presiden dengan para tokoh GNPF.

"Saya bersyukur RI 1 mau bertemu dengan GNPF. Tapi jangan hanya serimonial saja. Harus dimanfaatkan untuk merajut kembali apa yang kemarin sempat terkoyak. Saya pikir perginya HRS (Habib Rizieq Sihab) ke Arab bisa mendekatkan RI 1 dengan kelompok Islam yang sempat renggang," ujar adik kandung Presiden RI ke-5 Abdurrahman Wahid yang tinggal di Jombang, Jawa Timur itu.

Gus Solah yang sering mengkritik pemerintah saat ini juga mencatat situasi politik, hukum dan sosial yang tidak menguntungkan akhir-akhir ini.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com