Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rabu Terakhir Tiga Bhayangkara Muda

Kompas.com - 26/05/2017, 18:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rabu (24/5/2017), hampir pukul 21.00, ketika arus lalu lintas di sekitar Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, tak terlalu ramai. Polisi, dengan jumlah lebih banyak dari biasanya, berjaga-jaga mengamankan jalur iring-iringan pawai obor menyambut Ramadhan.

Pada malam itu, tiba-tiba terdengar suara menggelegar ledakan. Asap mengepul. Sejumlah polisi anggota Unit 1 Peleton 4 Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya, ambruk. Terluka, ada yang tak sadarkan diri. Lima menit berselang, terdengar ledakan kedua.

Kabar berikutnya terdengar, tiga polisi dan dua warga sipil yang diduga pelaku peledakan bom bunuh diri meninggal. Ketiga polisi itu lalu dimakamkan di kampung halamannya.

”Awalnya kami tidak percaya,” kata Busono Herry (65), seusai pemakaman Bripda Taufan Tsunami (22) di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017). Anak lelaki satu-satunya itu merupakan satu dari tiga polisi yang meninggal.

Busono tak percaya kabar awal itu. Dua jam sebelum ledakan, Taufan menelepon ibunya dan mengabarkan akan membawakan buah duren besar, sekitar pukul 01.00, selepas tugas.

Namun, akhirnya keluarga itu bisa menerimanya.

(Baca: Teroris ISIS Klaim Serangan Bom Bunuh Diri di Kampung Melayu)

”Saya bangga anak saya gugur saat menjalankan tugas negara,” kata Busono, sambil mendekap foto Taufan yang berpakaian dinas. Taufan masih tinggal bersama kedua orangtuanya di Kecamatan Jakasampurna, Kota Bekasi.

Kebanggaan yang sama disampaikan Gunawan, ayah Bripda Ridho Setiawan (21). Meskipun sangat berduka, ia ikhlas anak bungsunya itu berpulang. Pada Rabu pukul 07.00, Ridho pamit berangkat kerja. Tak seperti biasanya, pagi itu ia terlihat berat meninggalkan rumah.

”Dia sampai harus dibangunkan dua kali oleh ibunya. Saat mau berangkat, dia juga sempat duduk agak lama,” katanya. Ia tak menyangka hari itu, Rabu, hari terakhir pengabdian anaknya sebagai anggota polisi di Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya.

Saat tahu ada ledakan di Kampung Melayu, Gunawan sempat mengontak telepon anaknya. Namun, tidak diangkat. Pukul 03.00, pihak Polsek Kelapa Dua datang memberi kabar bahwa Ridho menjadi korban.

(Baca: Ingin Tolong Polisi, Sopir Kopaja Ini Jadi Korban Bom Kampung Melayu)

Jenazah Ridho disambut isak tangis keluarga dan para tetangga di kampung halamannya di Desa Negeri Katon, Kecamatan Selagai Lingga, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

Meski hanya sekitar tiga tahun tinggal di desa itu, kepergian Ridho menjadi kepedihan seluruh warga desa. Orangtua, remaja, dan anak-anak di desa itu ikut menangis saat jasad Ridho dimasukkan ke liang lahat.

Masripah, nenek almarhum, berkisah, Ridho cucu yang baik dan penurut. Ia sosok panutan karena jadi cucu laki-laki tertua dalam silsilah keluarga besarnya. Keluarga besar terakhir bertemu Ridho pada Januari 2017 saat almarhum pulang ke kampung halamannya.

Sejak ia usia tiga tahun, keluarga Ridho pindah ke Tangerang, Banten. Ia menamatkan jenjang SMA tahun 2014 di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Penerbangan Dirgantara I, Jurusan Avionic Electrical.

”Anak saya dimakamkan di kampung halaman karena permintaannya. Pada Minggu (21/5/2017), ia sempat pulang dan mengatakan ingin pulang ke kampung. Menurut rencana, kami baru mau pulang kampung sekaligus mudik Lebaran. Eh, Ridho sudah duluan dan tinggal selamanya di sana (Lampung), ” ujar Gunawan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com