Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Konflik Novel vs Polri, Presiden Diminta Segera Bentuk Tim

Kompas.com - 19/05/2017, 06:35 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta segera mengambil sikap tegas membentuk tim pencari fakta atau tim invetigasi gabungan terkait penuntasan kasus teror yang menimpa Novel Baswedan, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 lalu.

Hal ini disampaikan Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama S Langkun menangapi lambatnya pengungkapan kasus tersebut.

Sebagai seseorang yang juga pernah mengalami tindak kekerasan oleh orang tak dikenal, Tama merasa prihatin dan menyesalkan pengungkapan kasus ini hanya dilimpahkan kepada kepolisian.

"Misal dalam seminggu ini tidak ada perkembangan yang menggembirakan maka presiden harus terlibat. Bentuknya, membuat tim pencari fakta," ujar Tama saat dihubungi, Kamis (18/5/2017).

(Baca: Kapolri Sebut N Berpotensi Jadi Tersangka Penyerang Novel Baswedan)

Menurut Tama, pembentukan tim investigasi gabungan yang terdiri dari unsur KPK, Kepolisian, dan masyarakat sangat mendesak. Sebab meski sudah 37 hari Kepolisian menangani, namun penyelidikan pada kasus ini tak kunjung berbuah hasil.

Tama khawatir, jika kasus ini justru diendapkan. Menurut Tama, setelah Novel pindah tugas menjadi penyidik KPK ada jarak antara Novel dan Kepolisian. Hal itu ditunjukkan adanya upaya kriminalisasi terhadap novel.

Pada Oktober 2012, misalnya. Polisi menetapkan Novel tersangka atas kasus dugaan penembakan terhadap pencuri sarang burung walet di Lampung pada 2004.

(Baca: Ini Kondisi Novel Baswedan Setelah Jalani Operasi)

"Sekarang distrust-nya (ketidakpercayaan) antara Novel dan kepolisian cukup besar, ada gap (jarak) yang luar biasa besar. Maka gap ini perlu dihilangkan dengan membuat tim," kata tama.

Tama menambahkan, dengan membentuk tim investigasi gabungan maka pengungkapan kasus ini akan berjalan lebih efektif. Selain itu, setiap perkembangan penyelidikan akan terlihat. Hal inilah yang mempercepat upaya menuntasan kasus tersebut.

"Sehingga tim bisa memastikan betul-betul bukti yang berkembang. Kalau sekarang kan bukti-bukti ada di kepolisian," kata Tama.

Kompas TV Publik Khawatir Pelaku Teror Novel Tak Terungkap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com