Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Nalar dan Nurani

Kompas.com - 05/05/2017, 23:58 WIB

oleh: Premana W Premadi

Setiap peradaban menunjukkan tingkat ilmu pengetahuan melalui cara hidup, teknologi keseharian, dan aspirasi mereka tentang kehidupan dan alam.

Kemampuan memprediksi adalah tulang punggung kemajuan peradaban. Kemampuan ini adalah hasil dipahaminya hubungan sebab akibat dalam proses investigasi saintifik.

Sains adalah badan usaha raksasa, suatu enterprise, yang dilaksanakan oleh manusia dari generasi ke generasi dengan produk berupa ilmu pengetahuan, tentang dirinya, tentang alam, dan hubungan keduanya. Sains memaksa pekerjanya secara rasional menganalisis bukti ilmiah serta mengonstruksi dan menguji pemikiran obyektif tentangnya.

Manusia mengaspirasi masa depan untuk skala waktu yang jauh lebih panjang daripada penghuni Bumi lainnya yang hanya dapat menyiapkan kebutuhan hidup untuk esok atau musim berikutnya. Manusia ingin maju dan berkembang, tidak sekadar bertahan hidup.

Selain kemampuan memprediksi dan menanggulangi masalah, sains yang tumbuh semakin kokoh menawarkan inovasi kreatif. Semua teknologi pendukung kehidupan modern sekarang berfondasikan sains. Kemajuan dalam science, technology, engineering, mathematics (STEM) dipacu terus untuk memenuhi ambisi yang sebagian memang didorong kebutuhan. Ada rangkaian kerja teramat panjang antara produk teknologi yang dimanfaatkan konsumen dan sains yang mendasarinya.

Namun, kesenjangan pengetahuan menimbulkan ketidakpedulian akut. Peningkatan daya beli membuat masyarakat tidak ketat memilih konsumsi. Tidak ada upaya berhemat demi kelangsungan hidup Bumi beserta segala penghuninya.

Dalam berbagai konteks manusia semakin terhubung satu sama lain dan semakin terekspos pada lingkungan alamnya. Namun, ironisnya keterhubungan tidak menutup kesenjangan pemahaman hubungan kausal ini.

Manusia tidak lagi mengerem nafsunya memperluas aset melebihi keperluan wajar. Selain tidak bertanggung jawab secara ekonomi, tindakan ini juga merupakan perwujudan ketidakpekaan terhadap tatanan hidup bersama suatu bangsa. Harga tanah pun  melonjak tak lagi terjangkau rakyat banyak dan sawah sumber pangan berubah menjadi pemakaman mewah.

(Baca juga: Sains dan Masa Depan Indonesia)

Peningkatan kebutuhan

Yang juga tidak banyak disadari adalah peningkatan jumlah konsumen dimungkinkan oleh penurunan biaya produksi akibat otomatisasi pada sektor industri sehingga harga produk menjadi lebih murah.

Prediksi pekerjaan untuk dekade mendatang mengindikasikan peningkatan 16-60 persen kebutuhan tenaga kerja yang memiliki kompetensi tinggi dalam STEM. Konsekuensinya sangat berat jika kita tidak menyegerakan peningkatan hasil pendidikan STEM.

Komponen STEM telah lama mewujud dalam kurikulum pendidikan kita, mulai dari tingkat dasar hingga tertier. Namun, efikasinya masih rendah. Ini terlihat pada jauh dari optimalnya berbagai fungsi kehidupan. Bisa jadi ini menjelaskan landainya kurva kenaikan PDB terhadap jumlah waktu pendidikan.

Untuk dapat menikmati bonus demografi 2010-2030, sangat penting efikasi pendidikan STEM ditingkatkan, terutama sejak tingkat sekolah menengah, di seluruh pelosok Indonesia tidak hanya di kota-kota besar.

Mereka yang harus bisa mengangkat ekonomi Indonesia dalam selang waktu sangat sempit itu dan memastikan gradien positif kuat untuk menjamin ekonomi Indonesia tidak merosot akibat bertambahnya penduduk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com