Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemulihan Mata Kiri Novel Baswedan Masih Lambat

Kompas.com - 22/04/2017, 18:37 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelas hari pasca-penyerangan fisik dengan penyiraman air keras, kondisi mata penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mulai pulih.

Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengatakan, mata sebelah kanan Novel mengalami pemulihan yang signifikan dan diharapkan beberapa hari ke depan bisa menyentuh perbaikan kornea mata.

Sementara, proses pemulihan mata kiri Novel masih lambat dan membutuhkan waktu hingga hitungan minggu.

"Untuk mata sebelah kiri ada pemulihan namun masih lambat dan prosesnya adalah jangka panjang (hitungan minggu)," ujar Febri melalui keterangan tertulisnya, Minggu (22/4/2017).

Febri menuturkan, hari ini dokter melakukan analisis langsung terhadap kedua bola mata menggunakan alat periksa mata manual.

Dokter memberikan cairan kimia terhadap kedua bola mata untuk mengetahui kondisi mata dengan indikator warna dan memberikan Eye Drop.

Selain itu, kata Febri, dokter juga membersihkan sela di antara mata dan "casing" mata agar tidak merapat akibat inflamasi serta pengecekan tekanan pada mata.

Menurut keterangan dokter, daerah putih atau conjungtiva mata sebelah kanan mengalami pemulihan sebesar 10 persen - 20 persen. Sedangkan pada mata sebelah kiri mengalami pemulihan sekitar 5 persen -10 persen.

Febri menambahkan, ada sedikit kondisi merapatnya bola mata dengan "casing" mata akibat peradangan. Namun sudah dibersihkan dan kembali normal.

"Untuk mata kanan dan kiri, belum ada pertumbuhan bagian kornea karena terkait dengan proses lanjutan setelah bagian putih tumbuh," ucap Febri.

(Baca juga: Dua Orang yang Sempat Diduga Penyiram Novel Ternyata "Mata Elang")

Pada 11 April 2017, Novel dihampiri dua orang menggunakan motor setelah menunaikan shalat subuh di masjid dekat rumahnya, bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Salah satu dari dua orang itu menyiramkan cairan yang diduga air keras ke wajah Novel. Akibat hal tersebut, kedua mata Novel mengalami luka. Novel sulit melihat dengan kedua matanya.

Pasca-serangan fisik tersebut, Novel sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading dan Jakarta Eye Center, Menteng. Kemudian dipindahkan ke salah satu rumah sakit di Singapura.

Polisi mendapatkan barang bukti berupa cangkir sebagai wadah untuk menyimpan air keras dari tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa belasan saksi serta rekaman CCTV yang ada di rumah Novel terkait perkara itu.

(Baca juga: Penyerangan Novel, Polisi Periksa 2 Orang Mencurigakan yang Tertangkap CCTV)

Novel Baswedan merupakan Kepala Satuan Tugas yang menangani beberapa perkara besar yang sedang ditangani KPK. Salah satunya adalah kasus dugaan korupsi dalam pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).

Teror terhadap Novel ini bukanlah yang pertama terjadi. Ia sudah beberapa kali mendapatkan teror antara lain ditabrak mobil saat menuju ke KPK ketika mengendarai motor pada 2016.

Novel juga pernah terjerat kriminalisasi dengan ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan di Bengkulu (2015). Pada 2012, Novel diserang kelompok pendukung Amran Batalipu hingga motornya ringsek.

(Baca juga: Novel Baswedan, Simbol KPK yang Kerap Diintimidasi)

Kompas TV Teror Keji Terhadap Penyidik KPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com