JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengakui Indonesia belum bisa bersaing dengan negara-negara maju seperti Korea Selatan dalam pengembangan teknologi.
Namun, Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia memiliki berbagai produk tradisional yang bisa dijual lebih mahal dibandingkan produk yang dihasilkan oleh mesin.
Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka Indonesia-Korea Business Summit 2017 di Jakarta, Selasa (14/3/2017). Hadir dalam acara ini puluhan pengusaha asal Korea Selatan.
(baca: Jokowi Ajak Pengusaha Korea Investasi di Bidang Kreatif dan Pariwisata)
Jokowi mengatakan, dunia saat ini sedang mengalami revolusi industri. Berbagai teknologi dikembangkan, mulai dari kecerdasan buatan, teknologi drone, mobil tanpa awak hingga bioteknologi.
"Saya tidak ragu Korea Selatan akan memainkan peran utama dalam teknologi revolusi ini," ucap Jokowi.
Namun, Jokowi meyakini, produk-produk tradisional Indonesia yang dibuat langsung dengan tangan akan tetap bertahan dan memiliki pasarnya sendiri.
Layar di samping kiri dan kanan Jokowi lalu menunjukkan berbagai produk buatan tangan khas Indonesia seperti batik, tas rajut dan sebagainya.
"Saya percaya, ketika semuanya dibuat oleh robot, konsumen akan membayar lebih untuk sesuatu yang dibuat oleh tangan manusia. Saya percaya sentuhan tangan manusia lebih penting," ucap Jokowi.
Meski membanggakan produk tradisional, Jokowi juga menegaskan bahwa Indonesia juga tetap mengikuti perkembangan teknologi yang ada saat ini.
Bahkan, lanjut Jokowi, Indonesia adalah negara peringkat keempat yang masyarakatnya paling banyak menggunakan Facebook.
Sementara, Jakarta, adalah kota terbesar di seluruh dunia yang penduduknya menggunakan Twitter.
"Ini karena masyarakat Indonesia suka bersosialisasi dan juga mengikuti perkembangan digital," ucap Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.