Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ajak Pengusaha Korea Investasi di Bidang Kreatif dan Pariwisata

Kompas.com - 14/03/2017, 11:08 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengajak para pengusaha asal Korea Selatan untuk berinvestasi di bidang kreatif dan pariwisata.

Ajakan ini disampaikan Jokowi saat membuka Indonesia-Korea Business Summit 2017 di Jakarta, Selasa (14/3/2017).

Jokowi mengatakan, Korea Selatan saat ini adalah investor ketiga terbesar di Indonesia setelah Singapura dan Jepang.

Perusahaan Korea banyak berkontribusi ke berbagai industri seperti baja, minyak dan gas bumi, dan garmen.

Industri itu sudah memberikan pekerjaan kepada 900.000 rakyat Indonesia. Namun, Jokowi merasa investasi itu belum cukup.

"Saya ingin mengajak Anda semua untuk mengambil langkah selanjutnya ke dalam industri kreatif dan industri pariwisata," ucap Jokowi.

Jokowi mengatakan, Indonesia adalah negara dengan luas yang sangat besar. Dari barat ke timur Indonesia, jaraknya hampir sama dari London ke Dubai.

Indonesia juga, lanjut Jokowi, adalah negara yang indah, dengan masyarakatnya yang sangat ramah dan hangat.

"Kita adalah negara tropis, surga kepulauan," ucap Jokowi.

Jokowi lalu menyinggung mengenai Pulau Bali, yang saat ini sudah terkenal di dunia. Menurut Presiden, Indonesia memiliki banyak tempat yang tidak kalah hebatnya dari Bali.

"Oleh karenanya, pemerintah saya sudah meluncurkan program yang disebut sebagai 10 Bali baru," ucap Jokowi.

Sepuluh tempat wisata itu, yakni Danau Toba (Sumut), Belitung (Babel), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jateng), Gunung Bromo (Jatim), Mandalika Lombok (NTB), Pulau Komodo (NTT), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).

Menutup pidatonya, Jokowi menyampaikan ajakan untuk berjalan-jalan di Indonesia dengan menggunakan bahasa Korea.

"Gatchi Gapsida, Kamsa Hamida (Ayo kita jalan-jalan bersama, terima kasih)," kata Jokowi disambut tepuk tangan hadirin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com