Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Razia, Petugas Incar Bandar Narkoba yang Ditahan di Lapas Jambi

Kompas.com - 02/03/2017, 13:22 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi beserta petugas Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi merazia Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Jambi untuk mencari bandar narkoba yang memegang kendali dari dalam lapas.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, polisi menduga ada beberapa tahanan yang masih bertindak sebagai bandar maupun pemakai.

"Diawali informasi beberapa napi Klas IIA Jambi jadi bagian sindikat narkoba, ada yang jadi bandar, ada juga praktik jual beli," ujar Martinus di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (2/3/2017).

Informasi tersebut berkaitan dengan penggerebekan gudang narkoba sekitar dua pekan lalu di Jambi. Pabrik teraebut memproduksi narkoba jenis ekstasi dan sabu.

Dari sana, polisi mendapatkan informasi bahwa ada bandar narkoba yang mengoperasikan pekerjaannya dari balik jeruji.

"Kami berikan info itu dan oleh pihak Kanwil melakukan upaya razia," ucap Martinus.

Namun, saat petugas masuk ke blok lapas, sejumlah tahanan melakukan perlawanan. Mereka melempari petugas dengan batu. Bahkan, ada juga dari mereka yang melakukan pembakaran.

(Baca: Kericuhan di Lapas Jambi, Napi Bakar Ruangan Lapas)

Akibatnya, ruang aula serbaguna, koperasi, dan gudang genset ikut terbakar. Tak hanya itu, kejadian ini juga mengakibatkan beberapa tahanan dan polisi terluka akibat terkena lemparan batu.

"Sekarang sudah dalam proses pembersihan, siang ini," kata Martinus.

Kericuhan terjadi di Lapsa Klas IIA Jambi pada Rabu (2/3/2017) malam. Para tahanan berupaya menggagalkan upaya polisi bersama petugas Kanwil Jambi untuk melakukan razia.

(Baca juga: Kerusuhan di Lapas Jambi Terjadi karena Napi Melawan Saat Dirazia)

Bantuan dari Brimob Polri dan TNI baru datang pukul 22.30 WIB. Sekitar 15 menit setelahnya, api baru bisa dipadamkan.

Para tahanan berhasil ditenangkan setelah ditembakkan gas air mata.

Kompas TV Upaya membubarkan para narapidana dilakukan aparat kepolisian dalam berbagai cara, mulai dari persuasif hingga menembakkan gas air mata
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com