Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik 20.000 Bunga Penyambut Raja Salman

Kompas.com - 02/03/2017, 08:23 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan tangkai bunga segar terhampar di sepanjang jalan menuju Ruang Sidang Istimewa di Gedung DPR/MPR yang akan digunakan untuk menyambut Raja Arab Saud Salman bin Abdulaziz al-Saud.

Begitu pula di sepanjang tangga depan, atap ruangan, dan di depan meja Pimpinan Sidang Istimewa, hamparan bunga segar terhampar dengan wangi semerbak.

Dekorasi ruangan dengan ribuan bunga memang disiapkan untuk menyambut kedatangan Raja Salman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/3/2017).

Ratih Raharnani, penanggung jawab dekorasi menyatakan, penyambutan dengan hiasan bunga segar di seisi ruangan disesuaikan dengan kesukaan Raja Salman.

Proses dekorasi menggunakan bunga-bunga ini memakan waktu dua hari.

(Baca: Kamis Siang, Raja Salman Sampaikan Pidato 10 Menit di DPR)

"Kalau ide dari Pak (Setya) Novanto minta tampilkan yang berkesan Indonesia. termasuk dari ukiran kayu dan batik. Lalu kami dengar kalau dari Raja suka mawar putih. Makanya lebih dominan kombinasinya di mawar, favoritnya Raja," kata Ratih di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/3/2017).

Ratih mengatakan setidaknya ada 20.000 tangkai bunga yang terdiri dari 20 jenis bunga yang dipakai untuk menghiasi Ruang Sidang Istimewa.

Beberapa di antaranya yakni mawar, sedap malam, dan beberapa bunga lain yang mengesankan kesegaran.

Ia mengatakan bunga sebanyak itu sebagian besar diperoleh dari Pasar Kembang Rawa Belong, Jakarta Barat.

"Sebagian besar lokal tapi ada beberapa yang impor karena sekarang cuaca enggak bagus sedangkan kita mau kasih yang terbaik buat tamu. Jadi mau enggak mau harus impor, terutama anggrek bulan. Karena punya kita kecil dan jarang karena faktor cuaca," papar Ratih.

KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Berbagai jenis bunga-bungaan digunakan untum mendekorasi Gedung Nusantara Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, dalam ramgka persiapan kedatangan Raja Salman, Kamis (2/3/2017).
Untuk paduan warna, Ratih menggunakan kombinasi warna merah, putih, dan hijau dari bunga-bunga tersebut.

Itu, kata Ratih melambangkan warna bendera Indonesia yakni merah putih dan Arab Saudi dengan warna hijau putih.

Ia mengakui ide menghias ruangan dengan bunga identik dengan pesta perkawinan. Namun hal itu merupakan perspektif orang Indonesia yang terbiasa melihat bunga dalam pesta pernikahan.

(Baca: Pidato di DPR, Raja Salman Punya Satu Permintaan Khusus)

"Kalau bagi orang dari negara lain, khususnya Arab, mereka melihat bunga itu ya senang karena seperti disambut secara luar biasa. Karena di sana kan enggak ada bunga-bunga kaya di sini," kata Ratih.

"Intinya dekorasi yang kami hadirkan ini Indonesia banget. Bunga-bunga ini kan juga khas Indonesia. Lalu gebyok (ukiran) jawa yang dipasang di bawah serta kain batiknya itu juga Indonesia. Intinya itu yang mau kami sampaikan lewat dekorasi," lanjut dia.

Kompas TV 380 mobil mewah berbagai jenis akan digunakan untuk rombongan Raja Salman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com