Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MA: Tak Ada Ampun bagi Hakim yang Langgar Kode Etik

Kompas.com - 01/03/2017, 16:12 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hatta Ali resmi kembali menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung setelah membaca sumpah jabatannya di hadapan Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (1/3/2017) pagi.

Hatta Ali resmi menjabat berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 28/P Tahun 2016.

Pada periode keduanya sebagai Ketua MA, Hatta Ali menyadari masih banyak hakim yang tertangkap tangan melakukan korupsi.

Oleh karena itu, Hatta bertekad untuk terus melakukan bersih-bersih di tubuh MA dan peradilan di bawahnya.

"Pengalaman-pengalaman yang lalu itulah membuat kita lebih dewasa, lebih mematangkan lagi. Khususnya regulasi tentang pengawasan," kata Hatta usai pembacaan sumpahnya sebagai Ketua MA.

Hatta mengungkapkan, sejauh ini MA sudah mengeluarkan peraturan Mahkamah Agung (perma), antara lain nomor 7, 8 dan 9 tahun 2016 yang pada intinya mengatur lebih ketat pengawasan terhadap hakim.

"Oleh karena itu, setiap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada saat pelaksanaan tugasnya, yang berkaitan dengan non teknis dalam arti kata merupakan pelanggaran kode etik, maka tidak ada ampun. Kami akan menindak secara tegas," ucap Hatta.

Sementara, terkait adanya hakim yang berkali-kali membebaskan terdakwa, menurut Hatta, harus dilihat konteks masalah hukumnya.

Jika memang hakim berdasarkan fakta persidangan melihat seorang terdakwa tidak bersalah, maka memang sudah seharusnya terdakwa itu dibebaskan.

"Inilah independensi hakim dan inilah kemerdekaan hakim. Tetapi kalau sekedar membebaskan tanpa ada ketentuan yang mendasar, maka ini akan kita lakukan pengawasan teknis yudisial yang dilakukan dan hanya dipunyai oleh MA," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com