Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reza Purbaya, Penjaga Terakhir Wayang Golek Betawi

Kompas.com - 23/02/2017, 07:00 WIB

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS - Sepeninggal pioner dalang wayang golek betawi Tizar Purbaya, pementasan wayang golek betawi bisa dibilang tak ada lagi. Tetapi setahun belakangan ini, pementasan itu muncul lagi saat anak Tizar, Reza Purbaya (30), tampil ke panggung.

Dia kini menjadi penjaga terakhir wayang golek betawi. Di tangannya, nasib wayang golek berada.

Reza mengenal wayang golek betawi sejak belia karena kerap ikut serta saat ayahnya mendalang. Pada usia empat tahun, sempat turut serta bersama ayahnya pentas wayang di Jepang, mementaskan wayang golek betawi untuk menghibur anak-anak di sana.

Sejak tahun 2001, ia menjadi pembantu dalang. Lambat laun dia memahami cara memainkan wayang karena sering membantu ayahnya mendalang.

Itu dia jalani sejak usia 24 tahun. Namun demikian, hingga usia 28 tahun, dia belum berani mendalang secara mandiri padahal saat itu ayahnya sudah meninggal dan tidak ada penerusnya.

Dia mengisahkan, pada tahun 2015 pernah ada yang menawari dia tampil menjadi dalang wayang golek betawi tetapi dia tolak. “Saya belum berani menjadi dalang sendiri,” paparnya.

Meskipun secara teknis Reza menguasai pedalangan wayang golek betawi, tetapi mentalnya belum cukup kuat untuk mendalang. Dia merasa susah berbicara di depan orang banyak di depan penonton. Untuk menguatkan mental itu, dia berziarah ke makam ayahnya di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak.

Pada Januari 2016, datang lagi panggilan untuk mendalang. “Dulu bulan Juli tawaran ini ditolak katanya menunggu September. Sekarang sudah Januari, lho, Mas,” kata Reza menirukan ungkapan penelepon yang merayu agar Reza bersedia mendalang.

“Saya langsung iyakan. Pertunjukkan sukses dan saya makin percaya diri. Sebenarnya, saya hanya takut dengan diri sendiri. Sekarang tidak takut lagi,” ungkap Reza yang menganggap masa itu sebagai titik balik dalam hidupnya.

Sejak saat itu, dia selalu siap mendalang. Lakon wayang golek betawi didasarkan pada cerita rakyat seperti Si Manis jembatan Ancol atau Si Jampang Jago Betawi.

KOMPAS/Mohammad Hilmi Faiq Reza Purbaya, dalang wayang golek betawi.
Dalam penguatan karakter tokoh, Reza mewarisi wayang ayahnya yang menggunakan beragam properti tambahan. Misalnya dalam adegan perkelahian, ada wayang yang kepalanya pecah tertancap pisau.

Wayang itu dibuat sedemikian rupa dengan mekanik yang tidak terlampau sulit sehingga ketika ditarik talinya, kepalanya pecah.

Contoh lain dalam lakon Si Jampang Jagoan Betawi, terdapat adegan wayang tertembak dan keluar darah. Reza memasang selang di dalam tubuh wayang dan menyambungnya dengan kantong plastik berisi cairan minuman warna merah.

Ketika plastik itu ditekan, cairannya keluar seperti darah sehingga mengesankan wayang golek yang terluka.

Itulah cara Reza membuat pertunjukannya lebih menarik dan atraktif. Cerita yang dia angkat selalu mengandung konflik, pesan moral, sekaligus lelucon untuk menambah unsur hiburan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com