Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Lintas Agama Minta Pemerintah Waspadai Perbudakan Modern

Kompas.com - 20/02/2017, 16:54 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh lintas agama dan Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah, bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Senin (20/2/2017).

Dalam pertemuan itu, mereka menyuarakan agar pemerintah memberi perhatian lebih terhadapn kejahatan perbudakan modern dan perdagangan manusia. 

"Kita bekerja sama dengan Global Freedom Network untuk mendorong sebuah komitmen bersama tokoh lintas agama terkait dengan anti-perbudakan modern, kemudian bersama-sama sepakat untuk melakukan deklarasi bersama yang Insya Allah pada tanggal 14 Maret," kata Firmanzah.

Menurut dia, Wapres mengapresiasi rencana tersebut lantaran sejalan dengan upaya pemerintah dalam pengentasan kemiskinan.

Pemerintah selama ini juga terus berupaya dalam mencegah terjadinya praktek perbudakan modern dengan berbagai cara, seperti pembangunan infstruktur dan mendorong tumbuhnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Karena background perbudakan modern kan kemiskinan," kata dia.

Beberapa tokoh lintas agama yang turut hadir dalam pertemuan itu di antaranya, Ketua PBNU Marsudi Syuhud, perwakilan Konferensi Wali Gereja Indonesia Romo Siswantoko, perwakilan Umat Budha Indonesia Rusli Tan.

Lalu, perwakilan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Peter Lesmana, dan Deputy Ambassador Global Freedom Network Justin Lee.

Sementara itu, menurut Marsudi Syuhud, salah satu faktor penyebab masih terjadinya perbudakan modern adalah masih kurangnya kualitas pendidikan di Indonesia.

Pendidikan yang rendah membuat masyarakat kurang memahami hak dan kewajiban saat bekerja.

"Kita kan banyak juga (WNI yang kerja) ke luar negeri. Itu lah yang harus kita (lakukan) bagaimana melindungi mereka, jangan sampai mereka itu menjadi korban seperti Siti Aisyah (terduga pelaku pembunuhan Kim Jong Nam, kakak tiri Presiden Korea Utara Kim Jong Un)," kata Syuhud.

(Baca: Wapres Anggap Siti Aishah Korban Penipuan)

"Coba bayangkan itu, mereka tahu juga mungkin enggak. Nah semacam ini harus diedukasi juga. Jangan sampai dia diperbudak oleh orang-orang pinter yang punya maksud jahat tersendiri," lanjut dia.

Syuhud optimistis, dengan perbaikan kualitas pendidikan, maka praktek perbudakan modern dapat ditekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com