Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Imbau Generasi Muda Tionghoa Tidak Hanya Fokus Berdagang

Kompas.com - 26/01/2017, 15:17 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengimbau, generasi muda Tionghoa tidak hanya fokus bekerja di sektor bisnis.

Wiranto berharap di masa depan akan lebih banyak generasi muda Tionghoa yang berkarier di bidang lain seperti, pemerintahan, militer dan pendidikan.

"Saya minta kesadaran masyarakat Tionghoa, terutama generasi muda, tidak hanya terlibat pada masalah dagang. Sekarang ini ada kebebasan untuk masuk ke kepolisian, militer, guru dan sebagainya. Memang sudah ada tapi rasionya masih kecil," ujar Wiranto dalam forum diskusi kebangsaan yang diselenggarakan oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) di Plaza Sinarmas, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2017).

(Baca: Budaya Tionghoa di Jakarta dan Cerita Gedung Candra Naya)

Menurut Wiranto, proses pembauran di masyarakat saat ini belum berjalan baik. Masyarakat, kata dia, masih terbelah dalam kelompok mayoritas dan minoritas.

Wiranto berpendapat, dengan menyebarnya peran generasi muda Tionghoa lintas sektor, proses pembauran bisa berjalan lebih baik.

"Ada kesadaran di antara kita bahwa minoritas dan mayoritas tidak boleh terbelah. Minoritas harus ikut membaur dan ada kesatuan dengan mayoritas. Kelompok mayoritas pun harus membaur dengan minoritas sehingga mayoritas-minoritas tidak ada lagi dalam konteks kebangsaan," tuturnya.

Wiranto pun memastikan bahwa tidak ada lagi peraturan yang membatasi ruang gerak warga keturunan Tionghoa.

Pemerintah, kata Wiranto, terus berupaya menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap kelompok-kelompok minoritas.

"Setiap warga Indonesia berada dalam lindungan negara. Jadi yang minoritas tak perlu khawatir itu dan yang mayoritas tidak boleh menindas minoritas. Harus ada keseimbangan. Saya jamin negara akan melindungi itu," kata Wiranto.

Pada kesempatan yang sama, Ketua PSMTI David Herman Jaya, berharap perayaan Imlek pada 28 Januari 2016 mendatang bisa menjadi momentum bagi warga keturunan Tionghoa untuk menegaskan identitas kebangsaannya.

(Baca: Candra Naya, Rumah Tua Mayor Tionghoa di Jakarta)

Di tengah maraknya isu SARA belakangan ini, dia meminta warga keturunan tidak bersikap eksklusif dan mau membaur dengan seluruh kelompok masyarakat. Bagi David, NKRI merupakan satu konsep yang harus dipegang oleh masyarakat yang beragam.

Dengan begitu isu SARA bisa diredam. "NKRI harga mati untuk Tionghoa Indonesia. Sebab kebhinekaan itu sudah dibentuk sejak zaman Majapahit. Tapi memang ada sentimen. Sasaran paling empuk ya Tionghoa. Kita lihat kasus Pak Ahok. Memang tidak mewakili semua Tionghoa tapi akibatnya semua Tionghoa jadi masalah," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com