Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Lantik 7 Anggota Tim Pengawas Intelijen

Kompas.com - 25/01/2017, 21:00 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi I DPR melantik tujuh orang anggota tim pengawas intelijen negara. Pembacaan sumpah dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon.

Tujuh orang yang dilantik adalah Ketua Komisi I Abdul Kharis Almasyhari (anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera), Meutya Viada Hafid (F-Golkar), Evita Nursanty (F-Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Jazuli Juwaini (F-PKS).

Lalu, Arvin Hakim Thoha (F-Partai Kebangkitan Bangsa), Nurdin Tampubolon (F-Hanura), dan Arwani Thomafi (F-Partai Persatuan Pembangunan).

 

Tujuh orang ini menggantikan tujuh anggota sebelumnya yang harus keluar dari tim karena sejumlah alasan. 

(Baca: Luhut: Pegang Informasi Sensitif, Pengawas Intelijen Harus Bisa Jaga Rahasia)

"Karena sudah ada perubahan personil, yang tadinya di Komisi I pindah ke komisi lain. Sedangkan bidang intelijen kan di Komisi I," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Asril Tanjung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/1/2017).

"Ada juga anggota komisi I tadinya anggota sekarang naik jadi pimpinan komisi, makanya harus dilantik lagi," sambung dia.

Asril menjelaskan, kondisi intelijen Indonesia saat ini masih belum optimal. Ia berharap ke depannya dapat lebih baik.

(Baca: DPR Bentuk Tim Pengawas Intelijen Negara, Apa Tugasnya?)

Beberapa indikator tim intelijen tanah air masih dianggap belum optimal di antaranya kejahatan di media sosial yang semakin marak hingga penculikan warga Indonesia oleh kelompok ekstrimis Filipina.

"Kadang belum bisa men-detect medsos yang menyimpang, kita juga kecolongan bolak balik orang kita ditangkap Abu Sayyaf, ini kelemahan intelijen," ujar Politisi Partai Gerindra itu.

"Belum lagi ada tenaga asing ilegal, segala macam. Memang bukan semua tugas intelijen, ada juga Imigrasi. Tapi salah satu itu lah yang akan kami perbaiki, mudah-mudahan lebih baik," tuturnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembangunan Bendungan Way Apu Tetap Terkendali, meski Alami Overtopping Akibat Cuaca Ekstrem

Pembangunan Bendungan Way Apu Tetap Terkendali, meski Alami Overtopping Akibat Cuaca Ekstrem

Nasional
Besok, Pengadilan Tipikor Lanjutkan Sidang Perkara Gazalba Saleh

Besok, Pengadilan Tipikor Lanjutkan Sidang Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Tembus Hutan 8 Hari, TNI Ambil Alih Bandara Agandugume yang Dikuasai OPM

Tembus Hutan 8 Hari, TNI Ambil Alih Bandara Agandugume yang Dikuasai OPM

Nasional
Prajurit Satgultor 81 Praka Jingko Lewi Kase jadi Siswa Terbaik Latihan Militer Lintas Negara di Australia

Prajurit Satgultor 81 Praka Jingko Lewi Kase jadi Siswa Terbaik Latihan Militer Lintas Negara di Australia

Nasional
Survei Indikator Politik: Ahmad Luthfi Teratas dalam 'Top of Mind’ Pilkada Jateng

Survei Indikator Politik: Ahmad Luthfi Teratas dalam 'Top of Mind’ Pilkada Jateng

Nasional
Survei Indikator Politik: Kaesang Raih Elektabilitas Tertinggi di Jateng, Disusul Ahmad Luthfi

Survei Indikator Politik: Kaesang Raih Elektabilitas Tertinggi di Jateng, Disusul Ahmad Luthfi

Nasional
Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Katedral Masih Ditutup, Ini Alasannya

Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Katedral Masih Ditutup, Ini Alasannya

Nasional
Ibadah Haji 2024: 394 Jemaah Wafat di Tanah Suci

Ibadah Haji 2024: 394 Jemaah Wafat di Tanah Suci

Nasional
Penyidikan Wulan Guritno dan Nikita Mirzani Mandek, Polri dan Satgas Judi “Online” Digugat

Penyidikan Wulan Guritno dan Nikita Mirzani Mandek, Polri dan Satgas Judi “Online” Digugat

Nasional
JPPI Sebut Setengah Anggaran Pendidikan Dialokasikan untuk Dana Desa Adalah Kebijakan Ngawur

JPPI Sebut Setengah Anggaran Pendidikan Dialokasikan untuk Dana Desa Adalah Kebijakan Ngawur

Nasional
Anggota DPR Dorong Pansus Ungkap Dugaan Mark Up Impor Beras

Anggota DPR Dorong Pansus Ungkap Dugaan Mark Up Impor Beras

Nasional
Mahfud: Pemilu Selesai, yang Menang Harus Diakui, Jangan Marah Melulu

Mahfud: Pemilu Selesai, yang Menang Harus Diakui, Jangan Marah Melulu

Nasional
Keir Starmer Jadi PM Inggris, Jokowi Ucapkan Selamat dan Ingin Perkuat Kerja Sama

Keir Starmer Jadi PM Inggris, Jokowi Ucapkan Selamat dan Ingin Perkuat Kerja Sama

Nasional
KPK Ungkap Jatah Dollar AS untuk Rita Widyasari dari Setiap Metrik Ton Tambang Batubara

KPK Ungkap Jatah Dollar AS untuk Rita Widyasari dari Setiap Metrik Ton Tambang Batubara

Nasional
Megawati Tantang Rossa Purbo Bekti Menghadap, Eks Penyidik KPK: Harus Dianggap Permintaan Tokoh Bangsa

Megawati Tantang Rossa Purbo Bekti Menghadap, Eks Penyidik KPK: Harus Dianggap Permintaan Tokoh Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com