Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizieq Dinilai Populer karena Aktif Tanggapi Kebijakan Pemerintah

Kompas.com - 25/01/2017, 18:13 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hajriyanto Y Thohari menilai nama Rizeq Shihab kian akrab di telinga masyarakat, khususnya umat Islam di Indonesia.

Hal itu karena Rizieq merupakan salah satu sosok yang aktif mengkritik pemerintah ketika pemimpin umat Islam lain tidak menunjukkan sikap terkait berbagai persoalan, baik di bidang sosial, politik, ekonomi, maupun isu aktual lain yang bergulir di masyarakat.

"Ketika pemimin-pemimpin Islam tidak memberikan respons dan reaksi terhadap berbagai isu, Rizieq tampil dengan jawaban, counter-counter," ujar Hajriyanto dalam seminar bertajuk "Pergeseran Kepemimpinan Islam" di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2017).

Atas sikap tersebut, kata Hajriyanto, umat Islam merasa terwakili oleh langkah-langkah Rizieq yang kemudian mendukung setiap langkahnya. Puncaknya, ribuan umat Islam ikut serta dalam aksi 4 November dan 2 Desember.

Fenomena ini pun, kata Hajriyanto, menjadi wacana baru di kalangan pengamat dan ahli sosial dan politik. Kemunculan Rizieq dikaitkan sebagai tanda-tanda pergeseran kepemimpinan Islam.

"Yang selama ini muncul adalah figur (pemimpin Islam) dari partai dan ormas Islam, ketua-ketua partai Islam atau ormas Islam. Nah, sekarang figur Rizieq kan tidak, ia bukan dari organisasi Islam konvensional, tetapi dari sebuah organisasi yang relatif baru," kata Hajriyanto.

"Bandingkan dengan NU yang lahir sejak tahun 1926, Muhammadiyah pada 1912, nah ini menariknya. Jadi pertanyaan bahwa ada apa? Ini kok pemimpin Islam lahir dari gerakan Islam baru dan kontempororer?" ujar dia.

Kompas TV Polisi Evaluasi Hasil Pemeriksaan Rizieq Shihab

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com