Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Balas Kicauan Anas dengan Falsafah Jawa

Kompas.com - 25/01/2017, 16:48 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo enggan berkomentar panjang soal kicauan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum melalui akun Twitter-nya.

Roy mengatakan, ia tak mau "menari di gendang orang".

"Lebih baik menjawabnya dengan falsafah Jawa saja, mikul dhuwur mendhem jero," kata Roy, melalui pesan singkat, Rabu (25/1/2017).

Adapun kicauan Anas pada Selasa (24/1/2017) kemarin memuat tiga kalimat dengan bahasa Indonesia tentang negarawan yang bersifat politisi.

(Baca: Anas Urbaningrum Sindir Sosok Negarawan Bersifat Politisi)

Tiga kicauan itu adalah:

"1. Negarawan mengutamakan pupuk. Politisi menyukai karbit. *abah."

"2. Negarawan memperjuangkan generasi berikutnya. Politisi memperjuangkan keturunan berikutnya. *abah."

"3. Demokrasi menjunjung kepentingan rakyat. Dinasti memanggil kepentingan anak. *abah."

Lebih jauh, Roy tak mau menanggapinya. Ia kembali menekankan bahwa pernyataan Anas seharusnya diinterpretasikan seperti falsafah yang diungkapkannya, "mikul dhuwur mendem jero."

"Menjunjung tinggi yang baik dan tidak perlu menonjolkan yang kurang baik," ujar Roy.

Sebelumnya, I Gede Pasek Suardika, politisi yang selama ini dikenal dekat dengan Anas, menilai kicauan tersebut diperuntukkan bagi masyarakat agar dapat membedakan mana sikap seorang negarawanan dan sikap seorang politisi.

(Baca: Anas Urbaningrum: Pemimpin yang Harusnya Jadi Tuntunan Malah Jadi Tontonan Rakyat)

"Ini penting agar publik tidak terkecoh dengan tampilan semu yang sekarang banyak menghipnotis," kata Pasek.

Pesan tersebut dianggapnya penting agar publik tidak tertipu, terutama dalam menghadapi dinamika politik yang belakangan terjadi.

"Cukup sudah AU dan beberapa orang tertipu dan menjadi korbannya. Jangan sampai publik semua menjadi korban berikutnya karena sangat berbahaya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com