JAKARTA, KOMPAS.com — Kicauan akun Twitter mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, @anasurbaningrum, mendadak ramai ditanggapi netizen.
Dengan tanda bintang bertuliskan admin, pengelola akun tersebut mengunggah foto tulisan tangan Anas. Tulisan berbahasa Jawa itu berisikan tujuh poin falsafah Jawa, yakni:
"1. Ya Allah, bimbing para pemimpin kami untuk 'ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani'."
Kalimat tersebut merupakan falsafah Jawa yang artinya memohon bimbingan agar pemimpin jika di depan memberi suri teladan, jika di tengah pemimpin membaur dengan rakyatnya untuk menyemangati, dan jika di belakang pemimpin memberi dorongan motivasi yang kuat kepada rakyatnya.
(Baca: Tanggapi Kicauan SBY, Jokowi: Kita Harus Bangun Budaya Sopan dan Santun)
"2. Ya Allah, jangan sampai terjadi 'mestine dadi tuntunan malah dadi tontonan'."
Artinya, jangan sampai yang mestinya menjadi tuntunan malah jadi tontonan rakyat karena perbuatan yang tak semestinya.
"3. Ya Allah, jauhkan kami dari pekerti 'ono ngarep ewuh-ewuhi, ono mburi ngegol-egoli'."
Artinya di depan menghalangi, di belakang malah menjadi beban.
"4. Ya Allah, ingatkan kami bahwa 'ajining diri ono ing lathi, ajining diri ono ing cuitan'."
Artinya, harga diri itu ada di ucapan, harga diri itu ada di kicauan.
Disalin dari tulisan Mas Anas yg dititipkan lewat teman yg berkunjung kemarin. *admin pic.twitter.com/cjLwCTD4cV
— Anas Urbaningrum (@anasurbaningrum) January 22, 2017
"5. Ya Allah, jauhkan para pemimpin kami dari 'JARKONI biso ngajar ora biso nglakoni'."
Artinya, bisa mengajari, tetapi tak bisa melakukan apa yang diajarkan.
"6. Ya Allah, jangan lupakan kami dari petuah leluhur 'ojo metani alaning liyan'."
Artinya, jangan mencari keburukan orang lain.