Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Kawasan Perbatasan, Maluku Utara Diakui Gubernur Minim Pengamanan

Kompas.com - 20/01/2017, 13:57 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba berharap rencana penyebaran prajurit TNI ke wilayah perbatasan negara segera diwujudkan oleh pemerintah pusat.

Kasuba mengatakan, sebagai negara kepulauan, pemerintah harus meningkatkan keamanan dan pengawasan di pulau-pulau terluar.

"Kami berharap pengamanan lebih baik karena negara kita ini terbuka sekali begitu luas sehingga perlu pengamanan lebih bagus di perbatasan," ujar Kasuba saat ditemui usai bertemu Menko Polhukam Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (20/1/2017).

Sebagai salah satu wilayah terluar, lanjut dia, Maluku Utara memiliki 800 pulau yang berbatasan dengan sejumlah negara. Namun, pengawasan selama ini tidak begitu ketat.

Sementara itu, dia menilai sebaran prajurit TNI tidak merata dan terpusat hanya di Pulau Jawa.

"Maluku Utara saja 800 pulau. Sebagai pintu masuk itu terbuka sekali. Saya kira TNI harus menyebar, Maluku Utara harus jadi prioritas karena perbatasan," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, pemerintah tengah meningkatkan sektor pertahanan dan keamanan di wilayah perbatasan negara.

Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan menyebar penempatan Tentara Nasional Indonesia agar tidak berpusat di Pulau Jawa.

Menurut Wiranto, Indonesia memiliki daerah perbatasan terpanjang kedua setelah Kanada, yakni 99 ribu kilometer, namun minim penjagaan.

"Sepanjang 99.000 kilometer panjang daerah perbatasan itu minim penjagaan. Maka tugas baru TNI membangun sistem pertahanan. Caranya dengan memindahkan tentara yang berpusat di Pulau Jawa," ujar Wiranto.

(Baca: 99.000 Kilometer Kawasan Perbatasan RI Minim Penjagaan)

Lemahnya penjagaan di perbatasan, lanjut Wiranto, membuat persoalan seperti radikalisme, terorisme, separatisme, bencana alam, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan dan peredaran narkoba meningkat.

"Melihat ancaman saat ini maka perlu paradigma pertahanan dan keamanan baru," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengakui adanya kelemahan pengamanan di perbatasan.

Dia menyebut peredaran narkoba, senjata dan masuknya tenaga kerja asing ilegal kerap memanfaatkan lemahnya penjagaan perbatasan.

"Kuncinya kan pertahanan negara di perbatasan. Jangan sampai narkoba lolos, WNA masuk tanpa kontrol. Banyak jalan tikus di perbatasan untuk peredaran narkoba dan senjata," ujar Tjahjo.

(Baca juga: Lemahnya Pengawasan Wilayah Perbatasan Jadi Perhatian Pemerintah)

Kompas TV Presiden Resmikan Pos Perbatasan RI-Timor Leste
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com