Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Tarif Urus Surat Kendaraan Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi

Kompas.com - 10/01/2017, 22:32 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam mengatakan bahwa pemerintah, khususnya Polri, harus terbuka dengan data pengurusan surat kendaraan.

Ia khawatir kenaikan tarif tersebut justru menjadi wadah baru terjadinya praktik korupsi.

"Ada celah untuk tidak transparan. Jangan sampai jadi praktik korupsi baru," ujar Roy di Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Roy mengatakan, saat ini saja Polri kurang terbuka dengan jumlah pembuatan maupun perpanjangan surat kendaraan. Hal yang dilaporkan hanya pendapatan negara bukan pajak yang diakumulasi per tahun.

"Keterbukaan antara kebijakan dan implementasi tidak mudah. Ini berdampak pada pengelolaan yang tidak akuntabel," kata Roy.

Semestinya, menurut dia, data tersebut dilaporkan per tahun di situs Polri. Isinya berupa jumlah surat kendaraan yang diurus dan pendapatan yang didapatkan.

Dengan demikian, masyarakat bisa memantau seberapa besar pendapatan yang diterima dan peruntukannya untuk kas negara.

Terlepas dari itu, Roy menganggap kenaikan tarif ini terlalu tinggi dan memberatkan masyarakat.

"Peraturan pemerintah ini sebaiknya di-review atau ditinjau ulang kembali dari aspek transparansi dan konsepnya untuk diberlakukan," kata dia.

Kenaikan tarif pengurusan surat-surat bermotor diberlakukan seiring terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atau Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Dalam peraturan baru tersebut terdapat kenaikan tarif pengurusan, antara lain pengesahan STNK, penerbitan nomor registrasi kendaraan bermotor pilihan, dan surat izin serta STNK lintas batas negara.

Besaran kenaikan biaya kepengurusan surat-surat kendaraan ini mencapai dua sampai tiga kali lipat dari sebelumnya.

(Baca juga: Biaya Surat Kendaraan Naik, Polri Harus Jamin Tak Ada Pungli)

Namun, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, ada keuntungan bagi masyarakat dengan pemberlakuan tarif baru pengurusan surat kendaraan yang naik hingga tiga kali lipat.

Tarif baru ini, kata Tito, justru mempermudah para pendatang dari luar daerah untuk mengurus surat kendaraan mereka.

 

"Kalau dia harus melakukan perpanjangan, dia bawa mobil ke Surabaya dan dia urus. Butuh tenaga, waktu, biaya lagi untuk berangkat ke sana. Tolong jangan dihitung persentasenya," ujar Tito.

(Baca juga: Kapolri Minta Jangan Lihat Persentase Kenaikan Biaya Surat Kendaraan)

Kompas TV Warga Antre Mengurus Surat Kendaraan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com