Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegaduhan di Media Sosial Dinilai Dapat Merusak Kebinekaan

Kompas.com - 18/11/2016, 19:26 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kegaduhan yang terjadi di media sosial dinilai bisa merambat ke dunia nyata jika tidak segera diatasi.

Perbincangan yang terdapat di media sosial berpotensi mengonstruksi pemahaman publik mengenai suatu hal dalam kehidupan masyarakat.

"Kegaduhan di media sosial akan sampai ke kehidupan riil. Media sosial ini membentuk konstruksi pemaknaan tentang asumsi sosial kita," ujar pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, Puspitasari, dalam diskusi di Sekretariat Para Syndicate, Jakarta, Jumat (18/11/2016).

Puspitasari mengatakan, kegaduhan yang terjadi di media sosial kerap menggunakan sentimen identitas yang bertujuan menghujat.

Ini, kata dia, dapat melunturkan semangat kemajemukan yang menjadi landasan masyarakat dalam berbangsa.

(Baca: Polarisasi Opini di Media Sosial Meningkat Saat Pilkada)

"Pada akhirnya konsep kita tentang kebinekaan juga dapat didekonstruksi oleh argumen-argumen di media sosial," ucap Puspitasari.

Untuk itu, Puspitasari meminta pemerintah segera mengantisipasi masalah tersebut. Puspitasari mengatakan, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) harus dapat merumuskan konsep yang tepat dalam mengantisipasi terjadinya kegaduhan di media sosial.

Itu dilakukan agar penegakan hukum di media sosial tidak merusak semangat kebebasan berekspresi dalam demokrasi.

"Web-nya harus ditutup atau hanya kontennya yang ditutup, itu harus jadi pertimbangan oleh Kemenkominfo," kata Puspitasari.

Selain itu, pemerintah juga harus mampu merumuskan konsep pendidikan literasi berbasis multikulturalisme kepada masyarakat.

Puspitasari menuturkan, konsep tersebut penting untuk mengikis isu primordialisme yang marak terjadi di media sosial.

(Baca: Media Sosial Kerap Digunakan untuk Mendominasi Opini Publik dalam Kontes Politik)

"Basisnya tadi menarik kembali ke konsep kebinekaan. Konsep primordialitas itu harus perlahan dikikis dan ditarik kembali ke konsep kebinekaan lewat model pendidikan," ucap Puspitasari.

Menurut Puspitasari, berbagai institusi pendidikan dan agama harus turut andil bersama pemerintah dalam merumuskan konsep tersebut.

Dengan demikian, kerukunan berbangsa masyarakat Indonesia dapat dipelihara sebaik mungkin.

"Hal itu harus melibatkan banyak institusi, baik pendidikan maupun agama. Semua pihak harus duduk bersama merumuskan model yang bisa menarik kebinekaan yang sudah dirusak ini kembali pada posisi semula," kata Puspitasari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com