Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tak di Istana, Negosiasi Pemerintah dan Demonstran Alot

Kompas.com - 04/11/2016, 17:05 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan antara perwakilan demonstran di sekitar Istana Kepresidenan, Jakarta, dengan pemerintah hingga Jumat (4/11/2016) sore, belum terlaksana. Negosiasi di antara kedua pihak masih alot.

Pantauan Kompas.com, sekitar pukul 15.30 WIB, sejumlah perwakilan demonstran masuk ke Istana melalui pintu Istana Merdeka.

Mereka disambut Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

(baca: Jokowi "Blusukan" ke Bandara Soekarno-Hatta)

Perwakilan resmi demonstran menyampaikan keinginan untuk bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan tuntutan.

Namun, Wiranto mengatakan bahwa Presiden sedang blusukan ke proyek infrastruktur sehingga tidak dapat menemui perwakilan demonstran.

Wiranto juga mengatakan bahwa dirinyalah yang ditunjuk Presiden untuk menemui demonstran.

(baca: Jokowi Tugaskan Pratikno dan Wiranto Terima Perwakilan Pendemo)

Perwakilan demonstran kembali ke massa aksi untuk menyampaikan kondisi itu.

Sekitar pukul 16.15 WIB, perwakilan demonstran kembali menemui Wiranto dan menyampaikan bahwa massa tetap ingin bertemu Presiden Jokowi.

"Jadi masih tinggi negosiasinya," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Boy Rafli Amar di Istana.

Wiranto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, saat ini dikabarkan bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menyampaikan kondisi di lapangan. Belum diketahui apa keputusan selanjutnya.

Sementara itu, salah satu utusan resmi demonstran Bachtiar Nasir mengatakan, ia akan coba bertanya lagi kepada massa apakah tidak masalah jika pertemuan dengan pemerintah hanya diwakili Menko Polhukam saja.

"Saya tidak sembunyi-sembunyi ya dalam bertanya. Semua mendengar tadi, tidak mau jika tidak bertemu Presiden. Jadi kalau seperti sekarang kondisinya saya mesti tanya lagi," ujar dia.

Nasir menyayangkan Presiden yang tidak mau menemui perwakilan demonstran. Dia yakin rencana unjuk rasa dalam menuntut proses hukum Basuki Tjahaja Purnama atas perkara dugaan penodaan agama itu sudah diketahui Presiden sejak lama.

"Kami yakin Presiden tahu (ada unjuk rasa). Tidak mungkin Presiden tidak tahu," ujar Nasir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com