Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Konsisten dalam Susun RUU Pemilu

Kompas.com - 04/11/2016, 08:01 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria meminta pemerintah konsisten tak memasukkan pasal-pasal yang telah dianulir Mahkamah Konstitusi (MK) dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang Pemilu (RUU Pemilu).

Hal tersebut menyusul akan segera dibahasnya Rancangan Undang-Undang Pemilu (RUU Pemilu).

"Kami menuntut pemerintah harus konsisten dan konsekuen," kata Riza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Ia menambahkan, terkait beberapa pasal, pemerintah bersikeras tak ingin memasukkannya ke RUU Pilkada.

Sebab, pemerintah menganggap pasal-pasal tersebut bertentangan dengan putusan MK.

(Baca: KODE: Enam Pasal Terkait Sistem Pemilu dalam RUU Pemilu Inkonstitusional)

Sedangkan, pada RUU Pemilu pemerintah justru kerap berseberangan dengan putusan MK.

"Contoh, satu sisi parpol dibatasi sementara putusan MK mendorong semua partai dapat mengusung. Di MK juga pernah di JR kan terbuka-tertutup," kata dia.

"Memang ada trik-trik supaya pasal itu berbeda dengan putusan MK. Tapi tetap saja substansinya sama," sambung dia.

Begitu pula dengan keputusan MK mengenai usulan pemerintah mengenai sistem proporsional terbuka.

Putusan tersebut berbanding terbalik dengan usulan pemerintah pada draf RUU Pemilu, yaitu proporsional tertutup.

Riza menambahkan, DPR sebetulnya bisa saja melenggangkan ketentuan yang isinya berbeda dengan keputusan MK.

Namun, produk tersebut nantinya akan rawan digugat. "Jadi idealnya draf RUU tidak bertentangan dengan putusan MK, kecuali ada sesuatu yang luar biasa," kata Politisi Partai Gerindra itu.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com