Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Gerindra Anggap Jokowi Terlalu Banyak Buat Kontrak Politik

Kompas.com - 22/10/2016, 12:49 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menilai Presiden Joko Widodo terlalu banyak membuat kontrak politik dan kontrak sosial kepada masyarakat saat masih kampanye dulu.

Alhasil, dalam dua tahun pemerintahannya, masih banyak janji yang belum dipenuhi pemerintah.

"Datang kelompok masyarakat minta pemekaran, tidak datang pemekaran malah datang moratorium. Datang perangkat desa, minta 'Kalau Pak Jokowi jadi presiden tolong diperhatikan'," kata Riza saat diskusi Polemik bertajuk "Kerja-Cinta-Drama" di Jakarta, Sabtu (22/10/2016).

"Jokowi itu terlalu mudah menjanjikan dan mengiyakan," kata dia.

Sebagai pemimpin, menurut Riza, Jokowi harus bijak ketika membuat sebuah komitmen atau janji.

Hal ini, kata dia, juga berlaku bagi calon kepala daerah yang akan bertarung pada kontestasi pilkada mendatang. Komitmen itu harus dibuat dengan memperhatikan kemampuan yang dimiliki.

"Jadi jangan apa yang diminta masyarakat diiyakan, menjadi kontrak politik, kontrak sosial dan sebagainya. Ini pelajaran-lah bagi kita semua untuk memberitahu mana yang bisa dilaksanakan mana yang tidak," ujar Riza.

Kabinet gemuk

Dalam diskusi tersebut, Riza juga menyinggung persoalan politik.

Jokowi sebelumnya pernah berjanji akan membuat kabinet ramping dan diisi oleh mayoritas kalangan professional. Namun, realisasi penyusunan kabinet saat ini jauh dari janji yang diucapkan.

"Ternyata kabinet yang sekarang lebih dari Pak SBY. Bongkar pasang (menteri), lebih banyak diisi oleh parpol. Seakan tidak bisa menggeser orang parpol di kabinet," ujarnya.

Di sektor ekonomi, Riza memberikan catatan atas implementasi program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Ketika RUU Tax Amnesty dibahas di DPR, saat itu pemerintah berharap agar dana repatriasi dari luar negeri yang masuk ke Indonesia cukup besar.

"Justru yang berhasil sebaliknya, uang yang di dalam negeri yang lebih besar dibandingkan yang dari luar," kata dia.

Riza pun menyoal soal potensi uang WNI yang disebut Jokowi cukup besar. Bahkan, kata dia, uang WNI di Singapura disebut mencapai Rp 6.000 triliun.

Namun, alih-alih ingin mendatangkan uang dari luar negeri, justru pengusaha dari dalam negeri lah yang lebih banyak mendeklarasikan hartanya.

"Yang tertekan itu sekarang masyarakat kita yang ada di dalam negeri, yang (merasa) akan dihukum dan sebagainya," ujarnya.

Kompas TV Potret Hasil Kepemimpinan 2 Tahun Jokowi-JK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com