Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Instruksikan Penataan Kembali Hulu Sungai Cimanuk

Kompas.com - 29/09/2016, 16:36 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, rusaknya daerah aliran sungai (DAS) di Cimanuk menjadi penyebab banjir bandang di Garut, Jawa Barat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menginstruksikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menata kembali hulu Sungai Cimanuk melalui konservasi tanah dan air serta penataan ruang yang benar.

Instruksi tersebut, kata Sutopo, disampaikan Presiden Jokowi saat menyambangi Rumah Sakit Umum Daerah dr Slamet di Garut, Kamis (29/9/2016).

Lawatan Jokowi ke RS tersebut merupakan rangkaian kunjungan peninjauan lokasi terdampak banjir bandang Garut, Jawa Barat.

"Kondisi DAS Cimanuk yang rusak berkontribusi menyebabkan banjir bandang. Sementara itu, pembetonan sisi-sisi Sungai Cimanuk yang rusak sedang dalam perbaikan saat ini," kata Sutopo melalui keterangan tertulis, Kamis.

Selain itu, lanjut Sutopo, Jokowi juga menginstruksikan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk menangkap dan memproses warga yang merusak lingkungan.

"Presiden Jokowi telah memerintahkan Kapolri untuk melakukan penegakan hukum terhadap mereka yang merusak lingkungan," kata Sutopo.

Jokowi, menurut Sutopo, juga memberikan arahan kepada tim SAR gabungan dalam pencarian 19 korban yang masih hilang.

(Baca juga: Jokowi Canangkan Rencana Aksi untuk Perbaiki Lingkungan di Sungai Cimanuk)

Hingga kini, pencarian korban hilang masih difokuskan di sekitar Waduk Jatigede. TNI mengupayakan backhoe apung untuk membersihkan puing di sepanjang sungai hingga waduk.

Presiden Jokowi juga menginstruksikan pembuatan dua tower rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Masyarakat juga disebut setuju atas rencana relokasi tersebut.

(Baca juga: Kalla Sebut Pemerintah Pusat dan Daerah Akan Bangun Rumah untuk Pengungsi Garut)

Dalam kunjungan tersebut, Kepala BNPB Willem Rampangilei menjelaskan penanganan banjir bandang Garut kepada Presiden Jokowi dan para menteri yang juga ikut serta.

"Hingga kini, Data Pos Komando Tanggap Darurat Banjir Bandang Garut menunjukkan, 1.784 rumah rusak dengan rincian 411 rusak berat, 239 rusak sedang, 970 rusak ringan, dan 164 hanyut," demikian penuturan Willem.

"Sementara itu, kerusakan fasilitas pendidikan dengan rincian 8 sekolah rusak berat, 11 rusak sedang, dan 30 rusak ringan," lanjutnya.

Banjir bandang Garut juga berdampak pada rusaknya 2 rumah sakit dan 15 tempat ibadah.

Selain itu, posko terus melakukan upaya penanganan, seperti pencarian korban hilang, distribusi bantuan bagi masyarakat terdampak, serta pemberian vaksin dan vitamin kepada para relawan.

"Sebanyak 3.180 personel gabungan terlibat dalam penanganan pascabencana," kata dia.

Hingga kini, BNPB masih melakukan penghitungan kerugian dan kerusakan akibat bencana serta menyiapkan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-banjir bandang.

"Lima sektor yang disiapkan dalam rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana adalah permukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial budaya, dan lintas sektor," kata dia.

Kompas TV Tim SAR Masih Cari 19 Korban Banjir Bandang Garut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com