Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mahfud MD yang Tidak Sreg Saat Diakui Murid oleh Dimas Kanjeng

Kompas.com - 29/09/2016, 15:43 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD punya pengalaman tersendiri dengan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, yang menjadi tersangka kepolisian atas kasus pembunuhan santri dan penggandaan uang.

Mahfud mengaku pernah bertemu dengan Dimas Kanjeng pada Juni 2014 saat melakukan perjalanan ke Pasuruan, Jawa Timur.

"Jadi pada Juni 2014 saya ke Jawa Timur, Pasuruan untuk menemui Kiai Nawawi Abdul Jalil, tapi saya diajak mampir oleh Marwah Daud ke sebuah tempat. Namanya Desa Wangkal, Probolinggo," tutur Mahfud, saat ditemui di Jakarta, Rabu (28/9/2016).

Saat itu, Mahfud diberitahu oleh Marwah, ada sebuah pesantren besar di Probolinggo yang dipimpin oleh seseorang bernama Kanjeng Dimas Taat Pribadi.

Mahfud terkejut, sebab dia mengenal seluruh pimpinan pesantren besar dari mulai Cirebon hingga Banyuwangi.

Sesampainya di tempat Kanjeng Dimas, Mahfud melihat kondisi di sana sama sekali tidak menggambarkan pesantren pada umumnya.

Mahfud juga menyadari bahwa Kanjeng Dimas bukanlah seorang Kiai. Ini karena pembawaan Dimas yang jauh dari citra seorang Kiai dan lafal doanya tidak fasih.

"Ternyata memang bukan pesantren, tidak ada suasana santri di sana, seperti padepokan atau tempat perguruan silat. Karena Dimas itu bukan Kiai," tutur Mahfud.

"Bagi orang yang baru belajar agama Dimas itu kiai. Tapi saya yang sejak kecil berada di pesantren, tahu bahwa dia itu bukan kiai," ucapnya.

Selama berada di padepokan itu, Mahfud sempat dibuat jengkel oleh Dimas Kanjeng. Di depan ribuan orang yang menjadi pengikut Dimas, Mahfud diakui sebagai salah satu santri atau murid Dimas Kanjeng.

Sontak Mahfud langsung mengklarifikasi bahwa dia bukan murid Dimas Kanjeng. Sebab, Mahfud sendiri baru mengenal Dimas Kanjeng.

Tidak hanya Mahfud, Dimas pun mengaku sudah banyak pejabat yang menjadi muridnya. Menurut penuturan Mahfud, di ruang makan padepokan terpampang beberapa foto pejabat yang pernah bertemu dengan Dimas Kanjeng.

"Saat berpidato, dia memperkenalkan saya sebagai santrinya. Saya bilang saya bukan santri dia karena baru kenal. Saya merasa tidak sreg saat di sana. Setelah pidato sebentar saya langsung pergi," ujar Mahfud.

Sebelum bertemu dengan Dimas Kanjeng, Mahfud mengakui ada banyak cerita soal Dimas Kanjeng yang sampai ke telinganya. Salah satunya mengenai kemampuan Dimas untuk menggandakan uang.

(Baca: MUI Investigasi Padepokan dan Ajaran Dimas Kanjeng Taat Pribadi)

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com