JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bidang Hukum, HAM, dan Perundang-undangan Trimedya Pandjaitan mengatakan, perubahan tim pemenangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hanya masalah teknis.
Adapun mengenai posisi ketua tim pemenangan yang kini dijabat politisi Partai Golkar Nusron Wahid, menurut Trimedya, akan dibicarakan kembali dengan Ahok.
Namun, ia menilai, sebaiknya posisi tersebut ditempati kader PDI-P.
Sebab, partainya merupakan partai pengusung Ahok dan Djarot Saiful Hidayat untuk Pilkada DKI Jakarta 2017 yang memiliki kursi paling banyak di DPRD.
(Baca: Golkar Persilakan PDI-P Masuk Tim Pemenangan Ahok-Djarot)
"Sebagai partai pengusung, idealnya yang jadi ketua tim pemenangan adalah PDI-P. Tapi bagaimana detailnya nanti mereka (DPD) akan bicarakan," ucap Trimedya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/9/2016).
Trimedya menambahkan, tak ada pembicaraan rinci terkait hal tersebut saat deklarasi cagub-cawagub, semalam.
Namun, ia meyakini Ahok pasti memahami bahwa PDI-P dengan 28 kursi DPRD tak mungkin mau hanya menjadi partai penggembira.
"Dia tahu betul PDI-P tidak mungkin mau jadi penggembira. Sekadar partai pendukung dengan kursi 28. Ini adalah tindaklanjut Jokowi-Ahok," ujarnya.
Di sisi lain, Ahok mengaku belum tahu apakah ada perubahan struktur tim pemenangan pasca-deklarasi dukungan dari PDI Perjuangan. Namun, Kalaupun itu terjadi, Ahok menyerahkan sepenuhnya kepada partai-partai pendukungnya.
(Baca: Ahok Serahkan Perubahan Struktur Tim Pemenangan ke Partai Pendukungnya)
"Saya enggak tahu nanti mereka yang atur. Itu urusan partai. Urusan saya kerja aja," kata dia di Balai Kota, Rabu (21/9/2016).
Sebelumnya PDI-P resmi memutuskan untuk mengusung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Keputusan ini diumumkan di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2016) malam.