Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pun yang Jadi Penantang, Hanura Yakin Posisi Ahok-Djarot Lebih Kuat

Kompas.com - 21/09/2016, 06:16 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Hanura Syarifudin Sudding berpendapat bahwa keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mendukung semakin menguatkan posisi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.

Sudding pun tidak terlalu mempersoalkan kemunculan nama Anies Baswedan yang disebut-sebut akan diusung oleh partai koalisi lawan Ahok. Nama Anies muncul karena dinilai cukup dikenal oleh masyarakat, memiliki citra yang baik, dan mampu menandingi popularitas Ahok.

"Ya tidak ada masalah. Jadi, ketika dari partai lain mengusung nama yang lain, saya kira itu satu hal yang baik dalam demokrasi. Katakanlah ada Sandiaga, Anies Baswedan, dan Yusril," ujar Sudding saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/9/2016).

(Baca: Waketum Demokrat Sebut Anies Baswedan Dipertimbangkan untuk Pilkada DKI)

Meski ada nama-nama yang berpotensi menjadi penantang Ahok, Sudding optimistis masyarakat Jakarta mampu memilih seorang pemimpin yang tepat. Menurut dia, sebagian masyarakat Jakarta adalah golongan terdidik yang bisa memilih pemimpin berdasarkan dengan didasarkan pada fakta, rekam jejak, kinerja, integritas, dan kapabilatas seseorang sebagai pemimpin.

Sudding menuturkan, Partai Hanura memilih untuk mendukung Ahok-Djarot karena dinilai memenuhi syarat-syarat untuk melanjutkan kepemimpinan di periode berikutnya.

"Saya kira masyarakat bisa menentukan pilihan karena semua orang yang diusung ini kan sudah kelihatan dari sisi integritas dan kapabilitasnya," kata Sudding.

"Saya kira sudah bisa kelihatan; dan kenapa Hanura sudah menjatuhkan pilihan kepada Ahok, itu karena kami melihat dari sisi kinerja yang cukup memberikan satu perubahan di DKI. Saya kira ini perlu dilanjutkan," tambahnya.

(Baca: Ahok-Djarot Resmi Deklarasi, Gerindra Lobi Semua Partai Buat Satu Poros Penantang)

Selain itu, Sudding berharap menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017, proses demokrasi bisa berjalan dengan baik. Artinya, tidak ada kampanye hitam melalui isu agama dan suku untuk menyerang pasangan calon tertentu.

Menurut dia, setiap warga negara berhak untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah dan dipilih oleh masyarakat tanpa memandang dari sisi suku, agama, ras, dan golongan (SARA). Hal tersebut merupakan sebuah konsekuensi dari negara yang multikultur.

"Saya kira semua WNI punya hak yang sama untuk memilih dan dipilih. Itu konsekuensi kita sebagai negara yang plural dan multikultural. Kita harus bisa menghargai kebinekaan," ucap dia.

Kompas TV PDI-P Resmi Usung Ahok-Djarot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com