Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Dipangkas, Kemenhan Tunda Sejumlah Pembaruan Alutsista

Kompas.com - 23/08/2016, 12:45 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan menunda dan menghapus sejumlah program pertahanan negara. 

Keputusan itu terpaksa diambil seiring kebijakan pemangkasan anggaran yang diinisiasi pemerintah.  

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan penundaan program termasuk pada pembaruan alat utama sistem pertahanan (Alutsista).

"Ya kena semua. Setelah periode pertama dikurangi Rp 2,8 triliun, kemudian periode pemotongan kedua kemarin, akhirnya kami menunda beberapa pembaruan alutsista," ujar Ryamizard saat ditemui di silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2016).

Ryamizard menjelaskan, akibat pemangkasan anggaran tersebut, Kemenhan harus melakukan beberapa penghematan.

(Baca: Jokowi Minta Pengadaan Alutsista Prioritaskan Produksi Dalam Negeri)

Menurut mantan KSAD itu, pemangkasan anggaran bukan membatalkan pembelian alutsista tapi menunda.

"Bukan tidak beli, tapi ya harus kami tunda pada periode berikutnya. Mudah-mudahan ekonomi membaik nanti kami benahi lagi," ungkapnya.

Ryamizard pun menegaskan bahwa Kemenhan sudah membuat skala prioritas pasca-pemangkasan anggaran. Dan yang paling diprioritaskan saat ini adalah kesejahteraan prajurit.

Menurutnya, hal itu tidak bisa diganggu gugat karena sangat berpengaruh pada keamanan negara. 

"Yang penting kesejahteraan masyarakat. Tentara kan juga masyarakat dan bekerja untuk masyarakat kan. Jadi itu yang prioritas," kata Ryamizard.

Sementara itu Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Mulyono pernah mengatakan, salah satu program priotitas TNI AD pada 2016 adalah memperkuat pertahanan di daerah perbatasan.

Upaya tersebut dilakukan melalui rencana memodernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Menurutnya, program pembaruan alutsista tersebut dilakukan untuk mendukung kinerja prajurit yang berada di perbatasan.

"Prioritas kami saat ini memperbarui alutsista agar semua prajurit di perbatasan lebih kuat. Karena memang prioritas kami saat ini adalah memperkuat perbatasan," ujar Mulyono saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (10/8/2016).

(Baca: Perkuat Perbatasan, KSAD Prioritaskan Modernisasi Alutsista Kopassus dan Raider)

Mulyono menuturkan ada empat titik prioritas dimana para prajurit perlu penambahan dan pembaruan alutsista. Empat titik tersebut yakni, Natuna, Morotai di Maluku Utara, Biak di Papua dan Selaru di Maluku bagian selatan.

Dia mengatakan empat wilayah tersebut menjadi salah satu titik rawan karena berbatasan langsung dengan laut lepas dan negara tetangga. Pembaruan alutsista ini juga berkorelasi dengan beberapa isu yang menjadi perhatian TNI AD.

Setidaknya ada beberapa isu penting antara lain persoalan Laut Cina Selatan, Penculikan yang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf dan perdagangan narkotika lintas negara.

"Sekarang ini, modernisasi alutsista saya sedang prioritaskan untuk Kopassus dan batalyon Raider. Prioritas untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan mereka. Terutama untuk batalyon Raider yang di perbatasan. Itu semua akan dilengkapi sarana dan prasarananya," ungkap Mulyono.

Kompas TV Inilah Helikopter Super Puma TNI AU
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com