Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Ruhut, SBY Akan Bersedia jika Diminta Informasi soal Laporan TPF Kasus Munir

Kompas.com - 03/08/2016, 11:24 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, kemungkinan Susilo Bambang Yudhoyono memang sudah menerima laporan akhir Tim Pencari Fakta (TPF) kasus kematian Munir saat masih menjabat sebagai presiden.

Ia menanggapi pernyataan TPF Munir yang menyebutkan bahwa laporan akhir TPF telah diserahkan kepada SBY.

(Baca: Usman Hamid Sebut Hasil Investigasi TPF Munir Ungkap "Dalang" Pembunuhan Munir)

Laporan itu menyebutkan pihak yang diduga auktor intelektual di balik pembunuhan Munir.

Namun, kata Ruhut, laporan tersebut menjadi salah satu bagian yang diberikan pada serah terima pemerintahan dari SBY kepada Joko Widodo.

Oleh karena itu, menurut dia, laporan tersebut seharusnya sudah berada di tangan pemerintahan Jokowi.

"Saya rasa (laporan ada di) Pak Amir Syamsudin, Menkumham era Pak SBY. Baru di era Pak SBY setelah selesai pemilu ada serah terima dari Presiden sebelumnya ke Presiden baru. Saya rasa menteri terkait juga begitu," kata Ruhut, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/8/2016).

(Baca: Anggota TPF Munir Sebut Pemerintahn SBY Tak Terbuka soal Kasus Munir)

Ruhut yakin, SBY akan bersedia jika dimintai informasi terkait hal tersebut.

"Pak SBY kalau kaitan dengan pelanggaran HAM, apapun untuk tegaknya hukum, akan membantu. Pak SBY selalu bilang jadikan hukum sebagai panglima," ujar Anggota Komisi III DPR itu.

(Baca: Kontras Minta Jokowi Umumkan Hasil Investigasi Kasus Munir)

Tiga ring dalam pembunuhan Munir

Mantan Sekretaris Tim Pencari Fakta (TPF) untuk kasus kematian Munir, Usman Hamid, membenarkan bahwa sejumlah pihak yang diduga terlibat dalam pembunuhan Munir sudah dituliskan dalam laporan akhir TPF.

"Iya (sudah ketahuan), dan itu yang ditunggu (diumumkan)," ujar Usman, di Gedung Graha PPI Lantai 5, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Selasa (2/8/2016).

Namun, Usman enggan mengatakan siapa saja pihak yang terlibat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com