JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI) Samarinda, Amrullah menyatakan bahwa ada informasi tidak akurat dari Kementerian Luar Negeri terkait kondisi anak buah kapal tugboat Charles 001 yang disandera pada 21 Juni 2016.
"Misalnya mengenai kondisi korban. Menlu menginformasikan bahwa para korban dalam kondisi sehat. Selang satu jam, kami ditelepon pembajak, bilang teman saya sakit semua. Ini kan tidak valid," kata Amrullah di Kompleks Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Amrullah mendampingi salah satu keluarga korban, Dian Megawati Ahmad, menyambangi Kemenlu hari ini (1/8/2016).
Dian adalah istri dari ABK bernama Ismail. Selain itu Anggota Komisi I Charles Honoris dan Irine Yusiana Riba Putri juga ikut memfasilitasi.
Menurut Amrullah, informasi yang sampai kepada pihak keluarga di Samarinda tidak pernah jelas. Atas ketidakakuratan informasi tersebut pihak keluarga memutuskan untuk datang ke Jakarta dari Samarinda.
"Di daerah tidak sampai, makanya sulit," ucap Amrullah. (Baca: Minta Perkembangan Informasi, Keluarga Korban Penyanderaan Datangi Kemenlu)
Dalam pertemuan tersebut, Amrullah mengatakan, sempat menjalin komunikasi dengan dua orang sandera di Filipina melalui telepon. Ia mendapat kabar kondisi sandera dalam keadaan baik.
"Cuma kan tuntutannya masih tetap 250 juta peso," ujar Amrullah.
Amrullah menuturkan, pihak keluarga merasa lebih tenang setelah adanya pertemuan dengan Kemenlu. Ia menambahkan pihak keluarga akan terus menunggu upaya selanjutnya dari pemerintah.
Dalam pertemuan tersebut, Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal menghadirkan WNI yang pernah pernah disandera oleh Abu Sayyaf sebelumnya.
WNI itu kemudian menjelaskan situasi di Filipina kepada Dian. (Baca juga: Menlu Janji Informasikan Semua Perkembangan kepada Keluarga Sandera)